Jejamo.com ,Tanggamus – Prosesi daduwai atau Bulangikh Ratu Marga Buay Takkhugak, merupakan salah satu rangkaian Nayuh Agung Ngakuk Ratu Marga.
Robinson, Gelar Raja Penata Bandakh, mengatakan, prosesi daduwai adalah salah satu rangkaian adat Nayuh Agung Marga Buay Takkhugak yang harus dilaksanakan menjelang arak-arak agung. Rangkaian tersebut dimulai saat pangeran dan ratu keluar dari gedung marga menuju kursi daduwai di halaman gedung marga, diiringi dayang-dayang serta hulubalang yang menghunus pedang dan tombak sebagai pengamanan dan pembuka jalan.
Setelah ratu dan pangeran duduk di kursi kebesaran, kata Robinson, keduanya dihibur dengan tari-tarian adat daduwai, pitcak khakot, dan tabuhan hadra oleh muli mekhanai atau gadis bujang marga. Kemudian acara dilanjutkan menuju way balak untuk pelaksanaan bulangikh, diringi tabuhan hadra.
Sesampainya di way balak, babay dari hihik pemapah membasuh kaki ratu serta tabur bunga, dengan harapan semua hal-hal yang tidak baik hanyut ikut derasnya air sampai ke tengah laut. Selain juga berharap kebaikan selalu menyertai rumah tangga pangeran dan ratu.
Kemudian ratu memasuki pusiban atau bilik yang sudah disediakan untuk pelaksanaan prosesi bulangikh. Selain untuk menghilangkan hal-hal yang tidak baik, bulangikh diharapankan menjadi awal sang ratu beradaptasi, serta bisa mengayomi Marga Buay Takkhugak.
“Setelah selesai bulangikh, ratu dan pangeran beserta rombongan kembali menuju gedung marga dan kembali duduk di kursi kebesaran sembari bersenda gurau dengan gadis-gadis marga, diiringi kesenian khas Lampung,” jelas Robinson, Jumat, 26/11/2021.(*)[Zairi]