Jejamo.com, Bandar Lampung – Mengaku sehari-hari bekerja sebagai petani Abdul Muthalib nekat menembak Bripka Samsul Isnanto karena ajakan temannya. Abdul yang kerap disapa Dul diduga bertanggung jawab atas tewasnya anggota Kepolisian Resor Metro Lampung tersebut.
“Saya sehari-hari kerja tani. Saya diajak oleh Andi,” kata Dul Seperti dilansir CNN Indonesia ketika ditemui di Markas Kepolisian Daerah Lampung, Bandar Lampung, Selasa 2/9/2015. Sementara Andi adalah seorang tersangka lain yang juga telah ditahan oleh petugas kepolisian.
Dengan suara gemetaran dari balik topeng kain hitam yang menutupi wajahnya, Dul mengaku telah menembak Bripka Samsul di bagian paha. Kelima tersangka, kata dia, masing-masing mempunyai senjata berbeda. Senjata itu didapatkan dari seseorang bernama Jamal. Ketika ditanya siapa Jamal, dia hanya menjawab “sudah meninggal.”
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Lampung Ajun Komisaris Besar Sulistyaningsih mengatakan para tersangka ditangkap pada 19 Agustus 2015 lalu. Mereka di antaranya adalah Andi, Iwan, Ridwan, Sopyan dan Dul.
Kawanan begal itu menembak Samsul saat hendak mencuri satu unit sepeda motor pada 6 Agustus lalu. Satu proyektil menancap di bagian paha kiri dan sebutir lainnya di bagian kiri perut.
Sempat membaik setelah dioperasi, kondisi Samsul berangsur kembali memburuk karena infeksi. Dia akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada 29 Agustus lalu.(*)