Jejamo.com – Pertanyaan mengapa peminum kopi cenderung hidup lebih lama ketimbang mereka yang tidak minum kopi, akhirnya terjawab. Kafein, zat yang terkandung dalam kopi, ternyata mampu menangkal peradangan dalam proses menuju penuaan. Demikian hasil studi tim peneliti dari Stanford University ini menjawab
Penelitian yang didanai National Institute of Allergy and Infectious Diseases dan Ellison Medical Foundation ini menjalani beberapa tahapan studi. Pertama, para peneliti menganalisis data dari lebih 100 partisipan tentang sampel darah dan sejarah medis keluarga. Tujuannya, untuk melihat proses penuaan.
Hasil tahap pertama ini menunjukkan bahwa peserta yang lebih tua memiliki kadar protein peradangan—disebut IL-1-beta—lebih tinggi ketimbang orang muda. Di dalam kelompok orang tua pun banyak yang memiliki kadar IL-1-beta sangat tinggi.
“Mereka punya risiko tinggi terkena hipertensi dan penyumbatan arteri lebih cepat karena peradangan,” ujar Mark Davis, anggota studi yang juga pakar mikrobiologi dan imunologi di Stanford, seperti dikutip Live Science awal pekan ini. Penelitian ini terbit dalam jurnal Nature Medicine edisi 16 Januari 2017.
Untuk melihat kaitan sebab-akibat antara protein IL-1-beta dan dampak tekanan darah tinggi, Davis dan tim kemudian melakukan studi tahap kedua terhadap tiga kelompok tikus. Satu kelompok disuntikkan protein peradangan dalam jumlah besar. Kelompok lain disuntikkan dengan jumlah normal. Grup sisanya, yang tidak diberi apa pun, berfungsi sebagai kontrol. Hasilnya, kelompok tikus dengan IL-1-beta tinggi mengalami inflamasi dan hipertensi.
“Untuk saat ini, minum kopi dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi proses inflamasi,” kata David Furman, peneliti imunologi, transplantasi, dan infeksi penyakit Stanford yang juga pemimpin studi, seperti dikutip dari laman situs kampusnya. “Tentunya, harus ada studi lebih dalam untuk melihat fungsi kopi dan kafein secara utuh.”
Tim juga berharap penelitian ini dapat memicu ilmuwan lain untuk mengembangkan obat peradangan dan hipertensi yang lebih ampuh ketimbang yang ada sekarang.(*)
Tempo.co