Berita Bandar Lampung, Jejamo.com – Street Art atau yang biasa kita sebut seniman jalanan mungkin tak asing lagi. Karya Street Art yang identik dengan seni jalanan seperti mural atau grafiti kini menjadi sorotan pemuda di Bandar Lampung. Keberadaan mereka pun kini diakui publik. Karya mereka diapresiasi positif.
Bicara tentang Street Art di Bandar Lampung pasti identik dengan komunitas Street Art satu ini. Ya Lampung Street Art atau yang biasa disingkat LSA adalah satu-satunya komunitas Street Art yang eksis.
Komunitas ini aktif dalam kegiatan seni. Tidak hanya itu, komunitas ini pun telah menerbitkan karya di beberapa kota, seperti Padang, Palembang, dan Denpasar.
Komunitas ini terbentuk berawal dari sedikitnya pemain Street Art di kota ini. Kemudian berkumpul dan memutuskan membuat Lampung Street Art pada 5 Juni 2007.
Saat pertama mengenalkan Street Art kepada masyarakat, banyak yang tak mengerti. Karya mereka dipandang sebelah mata. Bahkan, dianggap merusak ruang publik.
Tidak adanya perhatian pemerintah tidak menyurutkan semangat terus mengenalkan Street Art kepada masyarakat kota ini.
“LSA banyak pasang-surutnya. Awalnya puluhan orang, sekarang tersisa 15. Kami eksis sampai sekarang. Pengalaman individu berbeda-beda karena banyak pekerjaan, tapi yang paling sering sih gambar di daerah lain,” ujar Wicak, salah seorang pendiri LSA kepada jejamo.com beberapa waktu lalu di bilangan Way Halim.
LSA acap mengadakan pameran seni, misalnya Wat Art Gawoh pada 11 Mei 2014 di Pasar Seni. Lalu Recreartion pada 22 November 2014 di Pantai Mutun. Ada pula Sunday Sketch Jammin pada 30 November 2014 di Pasar Seni. “Kami juga pernah mengadakan dua acara besar, yaitu Street Invasion pada 29 Agustus 2015 di Way Halim, dan Doodle Jammin pada 11 Oktober 2015 di Waroeng Nongkrong,” kata dia.
Nama LSA pun mengudara dengan semua karya kreatif yang diciptakan. LSA tidak pernah bosan berinovasi.(*)
Laporan Tasya, kontributor jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya