Rabu, November 6, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Mengenal Alat Penakar Curah Hujan

Alat penakar hujan manual. | Ist.

Jejamo.com, Pringsewu – Stasiun penakar curah hujan adalah stasiun pengamatan banyaknya curah hujan di suatu wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS). Alat ini dipasang di suatu tempat terbuka dengan kemiringan + 45 o dari bangunan atau tanaman yang ada di sekitarnya. Untuk keamanan alat, diberi pagar pengaman dengan ukuran 2 x 2 meter yang dilengkapi gembok untuk pintu, lalu alat penakar curah hujan diletakkan di tengah-tengah dengan ketinggian 1,20 meter dari muka tanah sejajar dengan tingginya pagar.

Terdapat dua macam penakar hujan yang lazim digunakan di Indonesia, yaitu penakar hujan manual dan penakar hujan otomatis.

Penakar curah hujan tipe manual terbuat dari pelat seng yang dilengkapi dengan rim atas, terbuat dari kuningan dengan diameter standar 11,28 sentimeter dan berfungsi sebagai penerima hujan (bejana penerima).

Alat ini juga dilengkapi selang pada bagian dalam yang berfungsi sebagai tendon air dan untuk mengalirkan air keluar melalui keran yang terpasang pada waktu akan diukur. Ada pula gelas pengukur dalam satuan milimeter yaitu 0 – 10 mm atau 0 – 25 mm.

Alat penakar hujan otomatis. | Ist.

Sementara, penakar curah hujan otomatis dilengkapi pencatat curah hujan dengan kertas grafik mingguan. Pencatatan berupa goresan pena dengan bentuk deretan anak tangga (strip). Setiap anak tangga berukuran 0,5 mm. Kertas grafik memuat 100 anak tangga (100 strip).

Apabila tidak ada hujan, goresan pena adalah horizontal. Banyaknya hujan setiap jam ditentukan dengan pembulatan 0,5 mm terdekat. Strip yang berbeda pada batas antara dua waktu dimasukkan ke dalam waktu permulaan. Kertas grafik diambil atau diganti antara pukul 06.00 WIB dan 08.00 WIB. Setelah kertas diambil harus diberi tanda dengan menulis nama stasiun, daerah, tanggal selama dipasang, dan nama penjaga.

Untuk di UPTD PSDA Wilayah I, pada saat ini hanya ada stasiun penakar curah hujan yang manual. Menurut Kepala UPTD, Ir. R.M.Haromie Aqsho, S.T., M.T., yang didampingi Kasi OP Jaringan Irigasi Umar Hadi Thalib, S.Sos, pihaknya akan terus konsisten melakukan pencatatan dan menginventarisasi pos hujan yang ada di wilayah kerjanya karena data hujan sangatlah penting

“Karena data hujan itulah kami dapat memprogramkan rencana tata tanam untuk wilayah kerja kami,” ujarnya.(*)

Populer Minggu Ini