Jejamo.com, Bandar Lampung – United Indonesia Chapter Lampung (UICL) merupakan komunitas yang memiliki kesamaan dalam menyukai tim sepak bola kesayangan di Liga Inggris, yakni Manchester United.
Awal terbentuknya komunitas UICL berawal dari media sosial Facebook (FB) dengan mengumpulkan sesama pecinta klub sepak bola Manchester United. Kemudian mereka (para pecinta Manchester United) mulai sering mengobrol melalui FB walaupun pada awalnya tidak saling mengenal.
“Karena sering mengobrol melalui FB, akhirnya mereka memutuskan untuk Kopdar (Kopi Darat) agar dapat saling mengenal sesama pecinta klub sepak bola Manchester United di Beringin Unila,” kata Koordinator Daerah UICL, Robby Ruyudha kepada Jejamo.com, Sabtu 9/1/2016.
Selama Kopdar, lanjut dia, sesama pecinta club sepak bola Manchester United sering berkumpul bersama dan saling sharing mengenai Setan Merah (sebutan untuk Manchester United).
“Akhirnya tanggal 28 Agustus 2010, dari belasan pecinta club sepak bola liga Inggris, Manchester United tersebut memutuskan membentuk wadah, yakni UICL,” ucapnya.
Selanjutnya, seiring berjalannya waktu, lambat laun anggota UICL Bandar Lampung semakin bertambah hingga mencapai 1300 member (anggota UICL) pada awal tahun 2016, meskipun yang aktif hanya setengahnya saja.
“Anggota UICL terdiri dari berbagai kalangan, baik mahasiswa, pelajar dan ada yang sudah bekerja. Selain itu, usia member UICL tertua, yakni 40 tahun. Sedangkan usia termuda member UICL, yakni masih hitungan bulan (Bayi) langsung dibuatkan member oleh ayahnya,” ucapnya.
Demi selalu terjalinnya sifat kekeluargaan dan kebersamaan antar member, ia melanjutkan, UICL selalu mengadakan pertemuan setiap satu minggu sekali, seperti nonton bareng di cafe Yozaaa maupun cafe warung nongkrong dan Fun Futsal di Harmoni futsal setiap Minggu.
“Minimal setiap satu minggu sekali member UICL kumpul bareng saat nonton bareng dan bermain futsal bersama agar lebih mempererat tali persaudaraan,” jelasnya.
Lanjut dia, ada beberapa suka dan duka selama menjadi member UICL Bandar Lampung. Untuk dukanya sendiri, lanjut dia, jika member UICL tidak datang saat menggelar acara seperti nonton bareng, donor darah dan Workshop maka suasana akan terasa sedikit sepi. Selain itu, member UICL juga pernah berselisih dengan fans club lain saat nobar.
Sementara itu, untuk sukanya sendiri, lanjut dia, pihaknya merasa senang menjadi member UICL karena selain mendapat teman maupun kerabat baru, dan menambah keluarga.
“Ada juga beberapa sesama member UICL yang berhasil menemukan jodohnya sampai ke pelaminan, tetapi ada juga yang gagal,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, UICL Bandar Lampung mempunyai cara tersendiri dalam menarik minat seseorang untuk menjadi member baru, saat melihat member UICL ngechants ( yel yel) nonton bareng di cafe.
“Kebanyakan UICL mendapatkan member baru saat nonton bareng di cafe, karena biasanya berlangsung seru, akhirnya ada pengunjung cafe yang lain tertarik menjadi member,” ungkapnya. (*)
Laporan Arif Wiryatama, Wartawan Jejamo.com