Jejamo.com – Pesawat tempur tanpa awak (drone) MQ-9 Reaper merupakan salah satu drone andalan militer Amerika Serikat. MQ-9 Reaper dikembangkan oleh General Atomics Aeronautical Systems (GA-ASI). Prototipe MQ-9 diluncurkan pada Februari 2001, dan mulai resmi berdinas militer enam tahun kemudian.
Kombinasi mesin yang kuat dan desain sayap yang dapat digantungi persenjataan membuat MQ-9 Reaper menjadi salah satu drone pembunuh yang menakutkan. MQ-9 dengan cepat mengambil alih peran pengintaian dan pengawasan yang sebelumnya dilakukan MQ-1 Predator.
Sejak resmi masuk dalam militer Amerika Serikat, MQ-9 Reaper terlibat dalam misi-misi di Afghanistan, Iraqk, Pakistan, Etiopia, Somalia, Libya, dan Mali. Reaper juga dipergunakan oleh Amerika Serkat untuk memburu salah satu tokoh ISIS Mohammed Emwazi, yang lebih dikenal sebagai Jihadi John. MQ-9 berhasil membunuh tokoh ISIS tersebut, pada November 2015.
MQ-9 Reaper mampu menjalankan berbagai misi, seperti pengintaian, pengawasan, bahkan memburu musuh. Reaper mampu terbang hingga ketinggian 15 km, dengan kecepatan maksimum 482 km/jam dan kecepatan jelajah 313 km/jam.
MQ-9 dapat terbang selama 27 jam. MQ-9 Reaper dapat membawa dua rudal dipandu laser GBU-12 Paveway II, empat rudal udara ke darat Hellfire, dan rudal GBU-38 JDAM.
Drone MQ-9 mengusung Multi-Spectral Targeting System, yang memiliki perangkat sensor viual untuk penargetan. The MTS-B terintergrasi dengan sensor infrared, kamera TV warna/monokrom, kamera TV dengan gambar ditingkatkan, penanda laser, dan iluminator laser. Video dari setiap sensor gambar dapat dilihat sebagai satu video atau terpisah-pisah.(*)
Tempo.co