Jejamo.com – Biasanya menjelang pemilihan umum, baik legislatif maupun presiden, istilah golput bisa simak di mana-mana. Media massa sering memberitakan soal golput ini.
Apabila jika tak ada halangan, Desember tahun ini pilkada juga digelar. Di Lampung, ada delapan daerah yang menyelenggarakan pilkada.
Daerah-daerah itu adalah Kota Bandar Lampung, Kota Metro, Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah, Pesisir Barat, Pesawaran, dan Way Kanan.
Sebetulnya apa sih golput itu? Dikutip dari rubrik Arsip, Kompas, 4 Juni 2020, disebutkan, kelompok mahasiswa, pemuda, dan pelajar yang berkumpul di Gedung Balai Budaya Jakarta pada 4 Juni 1971, mengumumkan dibentuknya Golongan Putih alias Golput.
Program Golput adalah memberikan kebebasan dalam memilih tanpa ada paksaan dan bebas dari segala bentuk intimidasi.
Kelompok ini dimotori Adnan Buyung Nasution, Arief Budiman (baru saja wafat), Imam Walujo, dan Julius Usman.
Jika ditilik dari niat awal Golput, lebih pada kebebasan memilih tanpa paksaan, bukan ajakan tidak memilih dalam pemilu.
Adnan Buyung Nasution adalah aktivis dan pengacara terkenal. Adnan Buyung adalah pendiri Lembaga Bantuan Hukum. Ia sempat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bagian Hukum pada tahun 2007-2009.
Sedangkan mendiang Arief Budiman (Soe Hok Djin) adalah guru besar di Universitas Melbourne, Australia. Ia kakak dari Soe Hok Gie. []