Jejamo.com, Lampung Utara – Budidaya jangkrik saat ini sudah menjadi trend di kalangan masyarakat di Indonesia. Dengan semakin populernya hobi burung kicau, keberadaan jangkrik sangat dibutuhkan sebagai salah satu pakan.
Hal itu membuka peluang usaha bagi masyarakat untuk melakukan budidaya jangkrik. Seperti yang dilakukan oleh Manab, warga Kelurahan Kelapa Tujuh, Lampung Utara.
Sudah tiga bulan ini Manab membudidayakan jangkrik di rumahnya dengan menggunakan media kotak berukuran panjang 2 meter, tinggi 120 centimeter dan lebar 120 centimeter, yang terbuat dari kayu dan tripleks.
Untuk bibit yaitu telur jangkrik, Manab membeli dengan cara memesan dari Bandung dengan harga Rp350.000 per kilogram. “Satu kilo bibit bisa menjadi 50 kilo jangkrik,” ujar Manaf, saat diwawancarai jejamo.com, Kamis, 5/5/2016.
Cara budidaya jangkrik juga cukup mudah, dalam waktu 30 hari telur jangkrik tersebut sudah berubah menjadi jangkrik yang siap dijual.
Satu kilogram jangkrik laku dijual oleh Manaf dengan harga Rp50.000 kepada kios pakan burung dan penghobi burung kicau. Dalam satu bulan keuntungan bersih yang bisa dikantonginya mencapai Rp1,5 juta.
Karena permintaan konsumen semakin banyak, Manaf berniat untuk memperbesar skala usahanya dengan cara memperbanyak tempat untuk penetasan dan pembesaran jangkrik.(*)
Laporan Buhairi Aidi dan Mukaddam, Wartawan Jejamo.com