Jejamo.com, Jakarta – Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menegaskan kondisi perekonomian Indonesia saat ini tidak masuk kategori krisis seperti yang terjadi pada 1998 dan 2008 silam. Oleh karena itu, Bambang merasa pemerintah belum perlu membentuk satu pusat penanganan krisis seperti yang diusulkan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.
“Saya pikir kita tidak bicara krisis saat ini, karena tidak ada indikasi yang menyatakan Indonesia tengah mengalami krisis,” ujar Bambang seperti dilansir jejamo.com dari CNN Indonesia, Selasa, 25/8/2015.
Bambang masih meyakini bahwa pelemahan nilai tukar rupiah dan landainya realisasi pertumbuhan ekonomi sampai semester I 2015 di angka 4,7 persen bisa terobati dengan satu resep khusus yaitu peningkatan penyerapan anggaran kementerian/lembaga pemerintah di sepanjang semester II ini.
“Mudah-mudahan kalau instruksi presiden diikuti semua pihak, saya yakin,” ujarnya.
Sebelumnya Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie menyebut kondisi ekonomi Indonesia sudah masuk kategori krisis dan butuh penanganan khusus dari pemerintah.
Pria yang kerap disapa Ical tidak menampik dalam banyak hal kondisi perekonomian Indonesia turut dipengaruhi oleh faktor eksternal. Ia menyebut sebanyak 80 persen pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia sebetulnya berasal dari masyarakat, sementara 20 persen sisanya ada pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Oleh karena itu, Ical menilai kebijakan pemerintah yang hanya fokus pada pencapaian target dalam APBN tidak bakal menyelesaikan persoalan. Terlebih penyerapan anggaran pemerintah pada semester pertama jauh di bawah 50 persen. Hal itu dipandang Ical telah semakin menambah beban perekonomian.(*)