Jumat, Desember 20, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Menyambangi Kampung Anggur di Kota Metro

Salah satu rumah warga di Yosodadi Kota Metro yang ditanami anggur. | Dok.

Jejamo.com, Kota Metro – Warga Jalan Sepat RT37-38/RW11, Kelurahan Yosodadi, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, kini bangga menyebut kampung mereka Kampung Pengangguran. Bukan berarti warga di sana tidak memiliki perkejaan dan tanpa penghasilan.

Kampung Pengangguran merupakan plesetan dari Kampung Anggur. Hampir semua pemilik rumah di sana menanam anggur di halaman depan mereka.

Salah seorang warga di sana, Saiful Anwar (43), bersama Pengurus Karang Taruna RW 11 Yosodadi, menginisiasi terbentuknya Kampung Anggur.

Saiful menuturkan, ide awal muncul usai melihat Kampung Anggur di Plumbungan, Yogyakarta, melalui saluran YouTube. Mengapa tak diterapkan saja di kampung sendiri, pikir Saiful kala itu.

“Awalnya saya mulai sendiri. Tak lama dari situ, saya mengajak teman-teman Karang Taruna dan mencoba mengembangkannya. Sempat pesimis, namun setelah ada progres, kami pun mulai semangat kembali untuk menjalankan ide tersebut,” kata Saiful saat ditemui di kediamannya, Sabtu, 20/3/2021.

Sampai saat ini Kampung Anggur di Kelurahan Yosodadi Kota Metro belum juga di-launching karena menunggu minimal tanaman anggur merata ditanam di rumah-rumah warga dan setelahnya akan digagas menjadi agrowisata.

“Sedikitnya terdapat 30 jenis tanaman anggur yang kami kembangkan dan kalau dihitung sudah ada sekira 5000 batang bibit anggur, dari situ saya berharap dapat ditanam di setiap halaman rumah warga. Ke depannya juga, rencana kami di antaranya dapat mencanangkan kampung ini menjadi agrowisata, tapi harus menunggu sampai semua pohon tertanam,” kata Saiful.

Tidak hanya itu, lanjut Saiful, tanaman anggur tersebut akan menjadi maskot kampungnya. Ke depan juga akan dikembangkan potensi yang ada di desa tersebut agar dapat bernilai ekonomi bagi warga setempat.

“Segala kebutuhan untuk mengembangkan tanaman ini tercukupi, hampir setiap waktu kami sesama warga berkumpul. Bahan membuat media tanam pun melimpah di kampung ini dan tidak ada yang sulit karena semua dikerjakan secara kolektif,” ujar Saiful.

Sementara, kader Karang Taruna Yosodadi Paulus Palma Agung Tri Nugroho (27) yang juga turut serta dalam merintis Kampung Anggur mengungkapkan, dirinya bersama 30 anggota lainnya mulai melakukan gerakan tersebut pada Desember 2020.

“Kami mulai semuanya dengan mandiri, tidak ada campur tangan dari pemerintah, berjalan belum genap setahun, terhitung dari tahun lalu. Sudah ada progres. Kesulitan yang dihadapi hanya pada saat memberi edukasi ke warga tentang perawatan tanaman,” katanya.

Selain itu, lanjut Agung, berjalannya pengembangan ini ada pada media tempat ranting pohon merambat yang disebut para-para.

“Untuk para-para sendiri harus menggunakan batang yang kuat dan tidak mudah rapuh. Biasanya kami menggunakan batang baja ringan dan kami belum siap kalau untuk menyiapkannya. Harapan kami untuk pemerintah agar dapat memfasilitasi para-para saja, untuk yang lainnya sudah tidak ada kesulitan lagi,” ujar Agung.(*)[Abid Bisara]

Populer Minggu Ini