Jejamo.com, Metro – Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMAN 5 Kota Metro Wardaya, lebih memilih menggunakan metode tugas harian dengan konsep buku kerja untuk evaluasi belajar anak didiknya daripada menggunakan sistem ulangan harian.
“Prinsip saya mengajar bukan menuntut peserta didik untuk mampu belajar saat di sekolah saja,” ujar Wardaya saat ditemui jejamo.com di sela kegiatan belajar mengajar di SMAN 5, Rabu, 13/4/2016.
Ia mengatakan, metode tugas harian dengan konsep buku kerja tersebut belum sepenuhnya diterima oleh sesama rekannya di sekolah, karena menurut sebagian guru, metode pengajarannya terlalu memberatkan siswa
Meski banyak menerima pertentangan, Wardaya mengatakan, akan terus menerapkan metode pembelajarannya. Karena menurutnya, konsep buku kerja lebih mengajarkan peserta didik akan tanggung jawabnya sebagai pelajar.
“Pelajar itu senang belajar saat ujian dan saat berada di sekolah saja. Kebiasaan inilah yang harus saya ubah melalui metode tersebut,” jelasnya.
Ia menjelaskan, buku kerja merupakan metode yang meminta kepada peserta didik, untuk membuat catatan pribadi dengan bahasanya sendiri usai menerima materi pelajaran.
Hasil catatan-catatan pribadi tersebut, akan diujikan melalui konsep buku kerja. yakni para siswa diminta memahami lalu menyampaikannya secara presentasi.
“Dari presentasi inilah Saya bisa memberi nilai. Presentasi inilah yang memicu peserta didik untuk mengembangkan materi pelajaran dengan bahasanya sendiri, sehingga bahan ajaran yang disampaikan justru akan mudah terserap,” tandasnya.(*)
Laporan Tyas Pambudi, Wartawan Jejamo.com
jadilah pendidik yang kreatif, pelajari dan pahami perkembangan peserta didik, jangan jadi pendidik yang monoton, mengajar sesuai buku, ujian tertulis, dll. banyak hal yang bisa dinilai dari peserta didik.
Lanjutkan pak Wardaya, saya mendukung bapak. dengan metode bapak, saya yakin peserta didik akan lebih kreatif.
baca juga Ilmu Komputer
Hahaha, lanjutkan pak XD