Jumat, November 8, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Meski Ditentang, Pemkot Bandar Lampung ‘Kekeuh’ Alihkan Jalur Trayek Angkutan

Kepala dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung Ikadek Sumarta, saat memberikan keterangan kepada puluhan sopir angkutan yang menentang pengalihan jalur trayek, Kamis 18/2/2016. | Sugiono/Jejamo.com
Kepala Dishub Bandar Lampung Ikadek Sumarta, memberikan keterangan kepada puluhan sopir angkutan yang menentang pengalihan jalur trayek, Kamis 18/2/2016. | Sugiono/Jejamo.com

Jejamo.com, Bandar Lampung – Meski mendapatkan protes keras dari puluhan sopir angkutan di Bandar Lampung, pemerintah kota (Pemkot) setempat ngotot akan memberlakukan pengalihan trayek angkutan di Bandar Lampung.

Hal tersebut terungkap melalui keterangan yang diberikan Kepala dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung Ikadek Sumarta, di kantornya, Kamis 18/2/2016.

“Kami sudah sampaikan aspirasi para sopir angkutan, namun Pak Wali Kota Bandar Lampung Herman HN kekeuh dengan kebijakanya,” ungkap Ikadek.

Ia menilai, pengalihan trayek juga tidak merugikan para sopir angkot. “Kita pulang pergi Tanjungkarang Rajabasa dengan rute yang sama. Adanya perubahan rute Rajabasa akan lewat Kampung Sawah tembus Candra dan Ramayana. Penumpang bisa terakomodir,” bebernya.

Dishub mengaku tidak bisa berbuat banyak tentang masalah ini dan hanya bisa mengizinkan hari ini sopir masih bisa beroperasi seperti biasanya. “Ini hari terakhir sopir beroperasi seperti biasanya. Kami akan turun ke lapangan mengawal jalur yang sudah ditentukan,” imbuh dia.

Sebelumnya, puluhan sopir angkot Bandar Lampung menyatakan penolakan terhadap kebijakan Dishub yang mengubah jalur trayek angkutan umum di Bandar Lampung.

Perubahan tersebut ditolak karena tidak sesuai harapan mereka yang ingin tetap beroperasi pada jalur trayek sebelumnya. Musywarah yang dijalin antara sopir angkot dengan Dishub selama beberapa jam memenuhi jalan buntu.

Bahkan sopir angkot mengancam akan melakukan aksi mogok beroperasi hingga adanya titik temu masalah.

Bahkan salah satu supir angkot, Erik Aprianto, menduga kebijakan ini dikeluarkan menyusul pengoperasian kembali bus rapit transit  (BRT) lagi untuk mengisi jalur angkutan yang telah dialihkan yakni Raja basa Tanjung karang.

Supir angkot juga menilai pengalihan 2 jalur trayek belum ada pengkajian. “Kami dikorbankan, dengan BRT peroperasi kembali,Penumpang keberatan dengan rute lebih jauh dan kami keluarkan biaya BBM lebih,” ungkap Erik Aprianto.(*)

Laporan Sugiono, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini