Jakarta, Jejamo.com – Kemungkinan manusia untuk hidup di planet Mars kian menguat. Hal ini didukung oleh penemuan adanya cekungan yang berulangkali berisi air di planet berwarna merah tersebut.
Dari hasil studi yang dipublikasikan pada Kamis, 8/10/2015, para peneliti memberikan gambaran paling komprehensif tentang bagaimana Kawah Gale, cekungan kuno dengan lebar 140 kilometer, terbentuk dan meninggalkan gundukan sedimen yang berdiri setinggi lima kilometer di dasar kawah.
Riset baru yang dipublikasikan di jurnal Science menunjukkan bahwa dasar kawah naik dari waktu ke waktu, hasil dari sedimen yang menetap, lapis demi lapis, yang mungkin sudah berlangsung ribuan tahun, kata ahli geologi John Grotsinger dari California Institute of Technology, seperti dilaporkan Tempo.co.
“Kami tahu bahwa ada danau di sana, tapi kami belum punya bayangan seberapa besar dulu,” ujar Grotzinger.
Air dari bagian utara kawah secara teratur mengisi cekungan, menghasilkan danau-danau tahan lama yang bisa menjadi tempat hidup. Para ilmuwan menduga air datang dari hujan atau salju.
Pada akhirnya, kawah berisi sedimen. Kemudian angin mengambil alih dan mengikis dasar danau, meninggalkan hanya gundukan di tengah.
Gundukan yang dinamai Gunung Sharp itu merupakan alasan Curiosity dikirim ke Kawah Gale untuk melihat habitat kuno yang cocok bagi kehidupan mikroba.
Para ilmuwan mempelajari bahwa Mars memiliki semua bahan yang dianggap penting untuk kehidupan. Namun persisnya bagaimana Mars bisa mendukung air permukaan bertahan lama masih menjadi misteri.
Miliaran tahun lalu, planet itu kehilangan medan magnet globalnya, yang memungkinkan radiasi matahari dan kosmik secara bertahap menghilangkan perlindungan atmosfernya. Dengan kondisi seperti itu, air cair cepat menguap.(*)