Jejamo.com, Kota Metro – Sulitnya memperoleh kedelai, ditambah harganya yang tinggi, membuat pelaku usaha yang menggunakan kedelai sebagai bahan baku mengeluh. Menanggapi kondisi ini, Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin mengaku enggan berkomentar lebih jauh.
” Ya itulah regulasi yang, mohon maaf, saya tidak mau berkomentar karena kami tetap melihat regulasi di bidang usahanya,” ujar Wahdi, Selasa, 22/2/2022.
Meski begitu, lanjut Wahdi, Pemerintah Kota (Pemkot) Metro akan berupaya menstabilkan harga di pasaran.
“Pemerintah Kota Metro akan berupaya menstabilisasikan, dan ini saya kira menjadi upaya bersama, pemerintah provinsi maupun pusat,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua II DPRD Kota Metro, Ahmad Khusaini, menilai kelangkaan yang terjadi, mulai dari minyak goreng dan kacang kedelai, menjadi tanggung jawab bersama, terutama pemerintah daerah.
“Tentang kelangkaan kedelai, saya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait. Kota Metro ini kan kacang kedelai masih impor, karena petani sudah coba menanam, tapi hasilnya kurang maksimal dan hasilnya kecil, maka itu pengelola tempe dan tahu hasilnya kurang sempurna,” kata Khusaini.
Dia juga meminta kepada Pemerintah Kota Metro untuk intens dalam memantau sedetail mungkin pasokan kacang kedelai.
“Tugas pemerintah Kota Metro, bagaimana kebutuhan kedelai mencukupi untuk masyarakat. Pemerintah juga dalam hal ini harus memiliki terobosan, sehingga masyarakat tidak galau dan gelisah. Serta mendirikan beberapa pos pasar murah, jadi tidak terjadi penumpukan warga, mengingat masih dalam situasi pandemi Covid-19 agar tidak menjadi klaster baru,” imbuhnya.
Dia berharap masyarakat tidak panik dengan kelangkaan ini. “Terutama pelaku usaha kuliner, kami harap untuk bersabar. Bila terdapat ketersediaan barang, jangan berjubel dalam pembelian, karena kebutuhan semua sama, mudah-mudahan kondisi ini dapat segera teratasi,” tandasnya.(*)[Anggi]