Jejamo.com, Bandar Lampung – Untuk dunia foto-foto, model kita kali ini terbilang pendatang baru. Seorang fotografer melihat talenta yang ada pada diri Ayu kemudian mengajaknya foto.
Sebelum dengan kalangan fotografer profesional, Ayu sebetulnya pernah juga foto-foto. Namun, masih sebatas hobi dengan kawan-kawan sebayanya. Bahkan, saat SMP, Ayu sudah pernah ikutan foto-foto.
Adalah fotografer dengan nama akun Blessing Photography kemudian mengajaknya foto.
Ayu bercerita, fotografer itu menilainya mempunyai “sesuatu” yang menarik saat diajak berkolaborasi dalam dunia fotografi. Akhirnya jadilah rooftop Ramayana dan Stadion Sumpah Pemuda menjadi destinasi awal Al Ayu Oktaviani.
Siswi SMKN 8 Bandar Lampung ini kemudian mulai menjejak dunia baru dalam perjalanan hidupnya. Sebagian gaya saat difoto adalah ekspresi Ayu sendiri. Sebagian lagi arahan dari si empunya kamera.
Ayu mengatakan, ia suka dengan dunia baru. Apalagi ia memang punya talenta bergaya di depan lensa kamera.
Maka itu, saat si fotografer memintanya menjadi model, gadis kelahiran Bandar Lampung ,1 Oktober 2002, itu pun mengiyakan.
”Alhamdulillah Mami setuju aja. Asal ada faedahnya. Lagian untuk sesuatu yang baru, Mami mendukung banget kok,” katanya.
Konsep awal yang dipakai adalah kesepakatan keduanya. Ayu membawa beberapa pakaian, kemudian si fotografer memilih yang pas dipakai. Secara umum, konsep yang dikenakan bungsu dari dua bersaudara itu lebih kasual plus hijab.
Ayu terbilang bawel untuk urusan foto. Ia tak sungkan untuk menampik permintaan foto yang agak “terbuka”. Makanya, sebisa mungkin Ayu lebih nyaman difoto dengan gayanya yang sekarang.
“Ya aku juga mesti tegas juga. Kalau aku-nya enggak nyaman, gimana coba. Yang kasual aja aku suka. Kalau udah mendekati yang vulgar, lebih baik enggak usah,” katanya.
Ayu bahkan kepingin difoto dengan hijab yang melekat. Apalagi di sekolah, ia studi di Jurusan Perkantoran yang memang membuatnya berpenampilan rapi dan tertutup plus hijab.
“Rok-rok yang pendek udah enggak ada lagi. Makanya pas diajak foto, ya udah pakai yang ada aja. Enggak ada yang rok-rok pendek,” kata dia kepada jejamo.com, Sabtu, 7/4/2018.
Ayu juga suka memperhatikan beberapa model lain yang berhijab dan sering mendapat endorse produk dengan penghasilan yang lumayan.
“Aku tuh mau banget yang kayak gitu. Tetap pakai hijab, bisa foto dan diminta endorse produk-produk,” kata dia.
Usai mengunggah foto-foto hasil bidikan fotografer, Ayu kebanjiran respons dari kawan-kawannya. Khususnya teman-teman semasa SMP.
“Pas SMP aku cenderung pendiam sih. Tapi ya tegas gitu. Makanya waktu aktif di OSIS, adik-adik kelas itu banyak yang minta ke aku sebagai mentor atau pelatih karena aku dinilai tegas. Waktu perpisahan aja, banyak yang kasih hadiah dan bunga. Ya terharu aja,” kata dia.
Obsesi Ayu sekadar ingin difoto dengan konsep hijab yang ia sukai. Bahkan, bila perlu dengan cadar sehingga hanya matanya saja yang tampak.
“Kayaknya keren aja kalau bisa difoto dengan konsep seperti itu. Cantik dan elegan itu kan enggak mesti terbuka. Pakai hijab juga bisa kok tampil cantik dan elegan,” ujarnya.
Ayu mengakui, ia juga masih dalam tahap belajar dalam agama, salah satunya mengenai hijab. Ayu ingin tetap berhijab saat difoto.
“Buatku pakai hijab itu anggun dan cantik,” kata dia.
Satu hal yang menarik, Ayu juga mengimbau netizen tidak berprasangka yang aneh-aneh soal dunia model. Kadang, kata Ayu, banyak yang beranggapan negatif kepada cewek-cewek yang suka foto-foto.
“Padahal, aku dan mungkin yang lain itu hanya menyalurkan hobi aja. Lagian juga enggak terbuka pakaiannya. Tempatnya pun outdoor. Dan kadang aku juga kalau difoto ajak kawan. Intinya sih jangan cepat men-judge,” kata dia.
Ramadan nanti, jika tak ada aral melintang, Ayu juga akan dilibatkan pada acara-acara keagamaan yang disiarkan TVRI.
“Kebetulan aku punya paman yang kerja di TVRI. Dia mau ajak aku untuk iklan-iklan Ramadan dan acara-acara seputar keagamaan di bulan suci,” ujarnya.
Satu keistimewaan Ayu lainnya adalah kemampuannya berbahasa Lampung. Ayu memang mempunyai darah Lampung dari sang Mami.
Nanti, dalam perpisahan kelas XII SMKN 8 Bandar Lampung, Ayu didaulat menjadi MC khusus berbahasa Lampung.
“Waktu itu ada ide dari panitia, MC pakai bahasa Lampung. Pas ditanya guru siapa yang bisa, aku tunjuk tangan. Ada dua orang awalnya, akhirnya aku yang kepilih,” ujarnya.
Ayu kini sedang berlatih keras agar acara yang ia pandu dalam bahasa Lampung itu bisa sukses.
“Aku masih melancarkan kalimatnya. Sama ini, nyari pantun-pantun khas berbahasa Lampung. Doakan lancar ya,” pungkasnya.(*)
Laporan Adian Saputra, Wartawan Jejamo.com
