Kamis, Desember 19, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Model Lampung Ica: Dari Ngaduk Semen Sampai Melester Bangunan

Ica. | Elwin Elco

Jejamo.com, Bandar Lampung – Dua tahun lalu, Ica sudah memulai dunia model. Memang tidak seprofesional para model yang bekerja di Jakarta. Meski demikian, Ica merasa punya talenta di bidang itu. Seorang fotografer mengajaknya berfoto.

Bahkan, tak lama kemudian, Ica masuk ke dalam sebuah agensi. Di agensi itu, Ica memperoleh banyak pengetahuan baru dalam dunia model. Dari mulai cara blocking saat difoto sampai dengan sesi foto bareng dengan model dan komunitas fotografer.

Ica tak lama berada dalam agensi itu. Walau begitu, setidaknya, ia mendapat banyak pengetahuan baru berkenaan dengan dunia model.

Ia mengaku sudah menyukai dunia foto sejak dulu. Gadis manis dengan nama lengkap Frischa Amelia itu memang suka swafoto atau selfie sejak lama.

“Dari situ kemudian diajak fotografer. Ya suka aja. Ngerasa enak kalau difoto. Dari situ kemudian banyak yang ngajakin foto,” ujarnya kepada jejamo.com, Rabu, 18/4/2018.

Hasil foto-foto Ica ia unggah di Instagram. Dari sana kemudian banyak fotografer mengajaknya sesi foto bersama.

Jika disuruh memilih dalam balutan busana apa ia difoto, anak pertama dari dua bersaudara itu lebih menyukai dalam dress.

“Awalnya memang banyak posting foto dalam busana dress. Makanya dari situ yang ngajak foto juga mintanya aku pakai dress,” kata dia.

Ica. | Lucky Indrawan

Ica mengatakan, ia memang merasa sangat nyaman dengan busana dress.

Apa sih yang kamu rasakan pas difoto?

“Ya ngilangin bete aja. Bisa bebas berekspresi, lepas, ngerasa enjoy aja,” kata dia.

Ica memang tidak begitu banyak mengunggah foto-fotonya di akun Instagram  miliknya @frischaamelia08 dan di akun Facebooknya Frischa Amelia.

Ia mengatakan, kadang komentar orang bersifat mem-bully padahal tidak mempunyai pengetahuan memadai dalam bidang fotografi.

“Kalau aku sih ya enjoy aja. Banyak sih yang kasih komen negatif. Makanya aku enggak terlalu banyak juga posting foto hasil fotografer,’ ujarnya.

Soal gaya saat difoto, Ica mengaku, belajar sendiri atau otodidak meski kadang ada juga fotografer yang mengarahkan.

“Kadang kalau pas baru mulai kan canggung. Makanya ngobrol dulu, ngilangin canggung. Abis itu ya mulai pose. Sebisa aku aja. Yang aku anggap nyaman, ya aku lakuin,” lanjut dia.

Satu yang istimewa, Ica ini bersekolah, khususnya pada jurusan yang berlatar belakang desain dan konstruksi.

“Iya, aku ambil Jurusan Teknik Konstruksi Bangunan,” ujarnya.

Alasan terkuat Ica mengambil jurusan itu adalah ia mempunyai minat yang besar terhadap dunia konstruksi. Meski yang perempuan hanya 9 orang di kelas, termasuk ia salah satunya, Ica tetap menikmati.

“Aku memang ingin jadi kontraktor sejak lama,” ujarnya.

Ica sejak lama memang sudah ada keinginan untuk itu. Ia bercerita, awalnya melihat salah seorang saudaranya yang bekerja di bidang konstruksi. Ia melihat, cara kerja di bidang itu sangat menarik.

“Aku juga mau bikinkan rumah untuk orangtua, kerja dari hasil keringat sendiri. Tahu dasar-dasar kerjaannya seperti apa. Makanya aku pilih jurusan itu,” lanjut dia.

Ica mengatakan, ia mengikuti studi di sana, bisa mengikuti sampai dengan sekarang. Soal pelajara yang paling sulit, ia mengatakan tentu saja hitung-hitungan.

“Ya kita mesti saksama menghitungnya. Jadi tahu kalau tukang kerja itu butuh materialnya seberapa besar. Kalau kita paham di situ, ya enggak bakalan ditipu. Dan kualitas bangunan yang kita hasilkan juga bagus,” kata dia.

Studi semacam itu, membuat Ica piawai dalam dasar-dasar membuat bangunan. Tak sekadar teori, secara praktik, ia juga piawai.

“Ya kalau ngukur luas tanah, skema supaya bangunan lurus, bagus. Aku paham. Jangankan itu, ngaduk semen, melester juga aku kerjakan sama kawan-kawan satu jurusan. Di sekolah kan ada bengkel khusus tempat kami praktik. Ya mirip-miriplah kalau kita lihat ada tukang lagi kerja, hehehe,” ujarnya.

Ica mengatakan, memang banyak yang kadang tidak percaya, cewek sepertinya berkutat dengan pekerjaan-pekerjaan yang notabene  kebanyakan dilakukan kaum laki-laki.

“Orangtua ngedukung banget kok. Aku juga nyaman belajarnya. Praktiknya itu asyik banget. Jadinya kita tuh paham kayak mana bikin bangunan supaya bagus dan kuat,” ujarnya.

Ica. | Danar

Ica tipikal yang mengerjakan aktivitas dengan enjoy. Kata dia, studi semacam itu, bergantung pada pribadi masing-masing.

“Kalau mau dibawa pusing, ya pusing sih. Tapi ya enjoy aja. Dinikmati aja. Gimana enggak pusing coba, dari mendesain awal, ngegambar, sampai kerjaan teknis lainnya. Kalau capek, ya capek banget. Tapi aku dibawa asyik aja,” kata dia.

Ica secara studi di kelas sudah selesai. Namun, keunikan di jurusan itu, para calon lulusannya mesti menjalani masa praktik kerja lapangan selama 3 bulan.

Selepas Lebaran nanti, Ica akan memulai praktik kerja lapangannya di hotel yang hendak dibangun di Jalan Kartini, persis di seberang Toko Buku Fajar Agung.

“Kalau tempat sih bisa aja disalurkan dari sekolah. Tapi aku sama kawan milih di sana. Kalau milih sendiri kan lebih enak, lebih nyaman,” ujarnya.

Karena sudah suka dengan dunia konstruksi, Ica bercita-cita berprofesi sebagai kontraktor.

“Doain ya aku jadi kontraktor yang sukses,”pungkasnya.(*)

Laporan Adian Saputra, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini