Jejamo.com, Bandar Lampung – Sejak SMP Pipit sudah senang difoto. Cewek manis bernama asli Nurul Puspitaningrum ini diajak berfoto oleh seorang kenalan.
Dari situ ia kemudian makin suka difoto. Ia mengatakan, senang difoto karena memang suka.
Ia tidak punya jawaban yang bisa diungkapkan dengan luas. Kata Pipit, ia senang difoto dengan konsep yang ia suka, fotografer yang oke dengan alat foto yang mumpuni.
“Apalagi kalau secara tempat juga aku suka, bakal total banget fotonya,” kata dia kepada jejamo.com hari ini.
Siswi kelas XI SMKN 1 Bandar Lampung ini menuturkan, ia lebih suka difoto dengan konsep yang kasual. Buat dia, kasual membuatnya rileks dan lentur saat difoto.
Meski ia akui, saat awal-awal difoto ia cukup kaku.
Tapi lambat laun makin biasa. Pipit bilang ia sering diberikan arahan oleh fotografer untuk blocking dan gaya saat difoto. Meski begitu, kebanyakan ia bergaya sendiri.
“Kalau gaya sendiri lebih enak. Akunya nyaman, enjoy,” kata dia.
Pipit bilang ia kepingin banget difoto dalam konsep gaun glamor.dan tempat yang eksotis.
Buat Pipit, jika itu bisa terealisasi, pasti oke banget.
Pipit mengatakan, ia tipikal orang yang bisa beradaptasi dengan lawan bicara dengan baik.
Meski pada awalnya mungkin ada yang menilainya kaku, bahkan judes.
“Kalau aku sih tergantung pada lingkungan aja sama kawan bicara. Kalau udah asyik, nyambung, ya aku nyesuain aja,” kata dia.
Pipit mengatakan, ia juga minat dengan kompetisi model dan sejenisnya. Apalagi kalau dibalut dalam busana adat.
Ia bilang dulu sempat mau ikutan acara semacam itu dengan pakaian adat Lampung. Sayangnya, tinggi badannya kurang.
“Kurang dikit,” kata cewek bertinggi 155 centimeter itu.
Di sekolah, Pipit juga aktif di kegiatan ekstrakurikuler maching band.
“Masih aktif sampai dengan sekarang,” ujarnya.
Wajah Pipit memang dingin saat difoto. Dan itu memang ia sengaja. Kata Pipit, ia memang suka memasang wajah sendunya ketimbang tersenyum.
“Enggak tahu, suka aja pasang wajah datar,” kata dia.
Kesan melankolis memang terasa tiap memandang beberapa foto-foto Pipit dalam akun Instagramnya @pipit.pspta.
Soal riasan, Pipit juga gak begitu rewel. Dalam setiap sesi foto ia merias dirinya sendiri. Kalau fotografer bilang terlalu menor, ia menghapus beberapa riasan itu sehingga lebih tampak natural.
Pipit mengatakan, ia banyak mendapatkan banyak tawaran untuk foto dari fotografer di Jakarta dan kota di luar Bandar Lampung.
Pipit bilang, tawaran itu banyak yang datang kepadanya. Meski begitu, belum satu pun yang ia iyakan. Ia malah meminta fotografer itu bertemu dengannya saja di Bandar Lampung.
“Aku belum berani kalau ke luar kota padahal mereka siap mengongkosi,” ujarnya.
Pipit mengatakan, kebanyakan fotograferm engatakan, ia agak beda dengan model lainnya.
“Beda aja kata mereka,” kata Pipit.
Pipit menduga itu salah satunya karena matanya yang bulat.
“Iya mataku bulat bener,” ujarnya.
Soal pengalaman tidak mengenakkan juga pernah ia alami. Ada fotografer mengajaknya berfoto dengan konsep terbuka. Pipit menolak dengan sopan.
“Aku malah dibilangin sombong. Dia bilang berani bayar aku. Apa coba, bikin jengkel,” kata dia.
Sekarang jika datang tawaran serupa itu, ia tetap menolak. Soal respons dari fotografer yang ditolaknya itu tidak mengenakkan, ia tidak begitu peduli.
Sebelum SMKN sekarang ini, Pipit lumayan berprestasi dalam bidang cerdas cermat semasa SD dan SMP. Di SD kemampuannya di bidang itu lumayan. Ia pernah mewakili sekolahnya dalam lomba cerdas cermat antarsekolah. Namun semasa SMP, ia sebatas mewakili kelas.
“Lumayan jadi pengalaman,” kata dia.
Tahun depan jika tak ada aral melintang, Pipit lulus.
Ia masih menimbang-nimbang antara kuliah dan kerja.
“Nanti deh kalau itu, yang penting sekarang sekolah dulu, lulus, baru mikir mau kerja apa lanjut kuliah,” tutupnya. []