Jejamo.com, Bandar Lampung – Kemarin, tanggal 1 Juni 2017, diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Sekretaris Majelis Ulama Indonesia Kota Metro Nasriyanto Effendi menegaskan, hubungan Islam dan Pancasila dewasa ini banyak mengalami dikotomi atau pemisahan.
“Dalam sejarahnya, Pancasila merupakan hasil dari rangkaian proses, mulai dari rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945, Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 dan rumusan akhir Pancasila tanggal 18 Agustus 1945. Ini merupakan hasil pemikiran mendalam para founding fathers kita, para ulama, para tokoh agama, dan para pejuang kemerdekaan dari seluruh Nusantara. Kita tahu bagaimana M. Natsir, Buya Hamka, Soekarno, Hatta, yang memperjuangkan nilai Islam di dalam butir-butir Pancasila,” kata Nasriyanto.
Menurutnya, orang Islam yang masih membedakan antara Pancasila, NKRI dengan Islam justru pemahaman yang salah.
“Seharusnya tidak ada lagi perdebatan dan perbedaan pemahaman antara Islam dengan Pancasila dan pembelaan NKRI. Karena para pahlawan dahulu juga berasal dari pondok-pondok pesantren, mereka adalah para ulama. Para ulama yang membela NKRI, mati-matian, dari dulu hingga saat ini,” katanya.(*)
Laporan Elly Agustina, Wartawan Jejamo.com