Senin, November 11, 2024

Top Hari Ini

Terkini

MUI Meyakini Qatar Korban Konspirasi AS dan Yahudi

Ist
Ist

Jejamo.com, Jakarta – Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri Muhyiddin Junaidi, Qatar adalah korban konspirasi Amerika dan Yahudi.

Menurut Muhyiddin, sebetulnya pemutusan hubungan Saudi cs ke Qatar karena Qatar tak mau membayar dana dalam jumlah besar kepada Amerika atas fasilitas keamanan yang disediakan Amerika kepada negara-negara Teluk.

“Qatar adalah korban konspirasi Amerika dan Yahudi. Qatar yang kecil wilayahnya menolak membayar dana yang besar dan disamakan dengan Saudi dan Uni Emirat Arab,” kata Muhyiddin dikutip dari republika.co.id, Kamis, 15/6/2017.

Sikap Qatar tersebut menurutnya membuat Amerika marah besar. Dicarilah kambing hitamnya agar Qatar dikucilkan oleh negara negara teluk.

Qatar dituduh punya hubungan dekat dengan Iran, mendanai gerakan radikal dan terorisme, memberikan suaka kepada para pemimpin Ikhwanul Muslimin dan Hamas dan sebagainya. Menurut Muhyiddin, jika ukuran adalah hubungan dengan Iran, Emirat juga punya hubungan dagang yang besar dengan Iran. Begitu juga Oman dan Kuwait.”Kenapa tiga negara itu dibiarkan?” kata dia.

Adapun menurutnya ini sekaligus menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memainkan peran aktifnya dengan menjadi juru damai karena punya modal besar dalam mendamaikan pihak yang bersengketa. Berbeda dengan Iran dan Turki di mana keduanya tak netral lagi.

Apalagi Indonesia punya hubungan yang baik kepada semua negara tersebut. Bahkan Emir Qatar akan berkunjung ke Indonnesia pada Oktober mendatang.(*)

Sementara itu, Dosen Politik Timur Tengah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ali Munhanif menuturkan ada beberapa negara yang diuntungkan dari krisis diplomasi antara Qatar dengan negara-negara Teluk di Timur Tengah, salah satunya Iran.

Ali menjelaskan Iran merupakan pemain utama dalam pusaran krisis di Timur Tengah selama ini. “Yang diuntungkan oleh situasi ini adalah Iran dan Turki,” kata dia dalam diskusi soal krisis diplomasi terhadap Qatar, di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/6).

Sebab, lanjut Ali, Iran negara yang terbebas dari negara Teluk dan tidak mempunyai hubungan dengan Arab Saudi. Di sisi lain, Iran memberikan sokongan terhadap Suriah dan kelompok oposisi seperti Hizbullah dan Hamas.

Kondisi ini membuat Iran memiliki ruang yang lebih terbuka untuk memasukan agenda keamanan dan ekonomi melalui Qatar. “Kalau ada tekanan keras yang terjadi pada Qatar, boleh jadi akan mempertinggi posisi Iran dalam hal diplomasi, kepentingan keamanan dan kepentingan regional di wilayah itu,” ujar dia.(*)

Populer Minggu Ini