Kamis, November 14, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Muslimah HTI Lampung: Bendung Islam Moderat

Liqo Muharram Muballighoh yang diadakan Muslimah HTI Lampung di Islamic Center, Sabtu, 31/10/2015. | Ist
Liqo Muharram Muballighoh yang diadakan Muslimah HTI Lampung di Islamic Center, Sabtu, 31/10/2015. | Ist

Berita Bandar Lampung, Jejamo.com – Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Daerah Lampung menyelenggarakan Liqo Muharrom Muballighoh 1437 H pada Sabtu kemarin, 31/10/15. Acara yang bertema “Membendung Bahaya Islam Moderat, Bersama Umat Tegakkan Khilafah” ini menghadirkan sekitar 200 mubaligah se-Bandar Lampung.

Ade Kumalasari, Ketua DPD I MHTI Lampung menyampaikan, perjuangan penegakkan khilafah yang saat ini semakin bergelora di berbagai negara, menimbulkan kekhawatiran yang luar biasa bagi dan Amerika beserta antek-anteknya. Mereka berupaya keras membuat makar-makar demi membendung gerakan tersebut.

Melalui para penguasa dan ulama di negeri-negeri muslim, Barat meluncurkan serangan untuk menghancurkan umat Islam, terutama serangan pemikiran. Menurutnya, saat ini Indonesia tengah menjadi pusat pemikiran Islam Rasional dan Moderat dalam rangka merusak pemikiran umat Islam dan menjauhkan Islam murni dari masyarakat.

Dalam materi berjudul “Mengungkap Kesesatan Ide Islam Moderat dan Konstruksi Islam yang Benar”, Ida Ul Hasanah memaparkan, Islam Moderat adalah upaya jalan tengah yang muncul akibat memahami Islam dengan asas kapitalis, yakni dengan akidah memisahkan agama dari kehidupan.

“Ide Islam Moderat pada dasarnya adalah bagian dari rangkaian proses sekularisasi pemikiran Islam ke tengah-tengah umat, yang diberi warna baru. Ide ini menyerukan untuk membangun Islam inklusif yang bersifat terbuka dan toleran terhadap ajaran agama lain dan budaya,” kata dia dalam rilis yang diterima jejamo.com Minggu pagi, 1/11/2015.

Ida melanjutkan, bahaya yang ditimbulkan dari ide Islam Moderat adalah munculnya keraguan umat Islam terhadap Islam itu sendiri yang justru memecah belah umat Islam, memunculkan ide pluralisme yang menganggap semua agama sama, dan menjauhkan umat dari kewajiban penegakan Syariah dan Khilafah.

Padahal, Islam sesungguhnya memiliki konstruksi pemikiran yang sahih. Sebab, Islam tidak hanya mengajarkan akidah dan ibadah ritual saja, tetapi juga memiliki aturan yang lengkap dan terperinci untuk segala aspek kehidupan, termasuk politik dan ekonomi. Sehingga, Islam mengharuskan umat untuk berIslam secara kaffah (menyeluruh).(*)

Jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya

Populer Minggu Ini