Jejamo.com, Lampung Tengah –Sempat menghilang di Bekasi untuk mencari ayahnya, Andika Rifaldi alias Dwi (12), warga Dusun Bendosari Jalan 6 Kelurahan Komering Putih, Kecamatan Gunung Sugih, Lamteng kini akhirnya bisa berkumpul bersama keluarganya.
Dwi kembali ke Lampung Tengah, diantar oleh Kementerian Sosial RI. Pemulangan ini diterima langsung oleh Bupati Lamteng, Mustafa di rumah dinasnya, Senin, 29/2/2016. Selanjutnya Mustafa mengantarkan Dwi ke kampung asalnya di Komering Putih, Kecamatan Gunungsugih.
“Dwi sekarang menjadi anak saya, dan saya akan urus segala keperluannya untuk dia melanjutkan sekolahnya,” kata Mustafa saat mengantarkan Dwi kembali kerumahnya.
Kedepan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk memulihkan trauma yang dialami Dwi. Menurut Mustafa ini sangat penting agar kedepan Dwi tidak terjerumus kedalam pengaruh-pengaruh dari luar seperti narkoba dan lain sebagainya.
“Kita akan terus memantau perkembangan Dwi, kita akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk mengembalikan mentalnya lagi,”ungkap Mustafa.
Disisi lain Mustafa menambahkan kedepan anak-anak yang tidak mampu, terutama anak yatim akan lebih diperhatikan.”Visi-misi saya kedepan, anak-anak yatim di Lampung Tengah akan di sekolah kan gratis,”pungkasnya.
Sementara itu Neneng Heryani mewakili Kementrian Sosial RI mengatakan akan terus mendampingi dan mengadvokasi Aldi. “Dua sampai tiga bulan kedepan kami akan memonitoring apakah Aldi ini sudah sekolah, sudah aman, nyaman. Kita juga akan melihat siapa yang akan mengasuh anak ini, intinya akan kita pantau perkembangannya,” urainya.
Neneng menambahkan, terkait mental atau trauma yang dialami Dwi, Kementrian Sosial siap melakukan pengobatan-pengobatan. “Kita sudah berkoordinasi dengan Pembak Lamteng, yang terpenting kitaa ingin mengetahui apa keinginan dari Dwi. Apabila dia ingin diasuh oleh Kementrian Sosial kami siap, namun ini belum ada kepastian karna masih di bahas,”tukasnya
Sekedar diketahui, Andika Rifaldi alias Dwi pergi meninggalkan rumah lantaran ingin mencari ayahnya di Jakarta. Selama di kampung Dwi diketahui hanya tingga bersama kakeknya bernama Rudi dan pamannya, Bagiyo.
Rasa rindu akan ayahnya mendorongnya untuk nekat pergi ke Jakarta seorang diri sampai akhirnya tersesat hingga ke Bekasi. Selama berada di Jakarta sampai Bekasi, Dwi hidup berpindah-pindah tempat. Ia tidur dari satu masjid ke masjid lainnya. Beruntung, setiap orang yang bertemu dengan Dwi bersikap baik. (*)