Selasa, November 12, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Mustafa Dampingi 16 Petani Singkong Lamteng Temui Menteri Perdagangan, Ini Hasil Pertemuannya

mustafa-petani-singkong
Bupati Lampung Tengah Mustafa bersama sejumlah petani singkong Lamteng menggelar pertemuan dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Jakarta, Sabtu, 24/10/2016. | Ist

Jejamo.com, Lampung Tengah – Sebanyak 16 orang petani singkong di Lampung Tengah diboyong oleh Mustafa ke Jakarta untuk bertemu langsung dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita guna membahas anjloknya harga singkong, Sabtu, 22/10/2016 lalu.

Sebagaimana diketahui, saat ini harga singkong anjlok diangka Rp 450-550 per kilogram dari harga sebelumnya Rp 1.200 per kilogram. Kondisi ini membuat petani singkong di Lampung termasuk Lamteng menjerit.

Menanggapi keluhan petani singkong, Enggar menyatakan segera memanggil perusahaan-perusahaan tapioka di Lampung Tengah dan meminta segera menaikan harga singkong ke kisaran Rp 800-900 per kilogram.
Selain itu, petani juga diimbau untuk beralih tanam dari singkong ke tebu. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi over produksi sehingga harga singkong bisa lebih terkendali.

“Dengan beralih tanam, mudah-mudahan produksi singkong dapat ditekan sehingga harga lebih terjaga. Anjloknya harga singkong kerap terjadi saat panen raya karena over produksi. Harga tebu juga lebih stabil dibandingkan singkong,” ungkap Mendagri.

Pihaknya juga berjanji akan mendatangkan investor untuk membangun pabrik tebu yang nantinya akan menampung hasil produksi petani. “Kami akan minta harga singkong dinaikan. Namun yang jelas, solusi jangka pendek yang akan dilakukan adalah dengan memanggil pengusaha-pengusaha tapioka di Lampung Tengah,” imbuhnya.

Ia mengakui belum ada regulasi atau peraturan yang menetapan harga standar singkong nasional. Untuk itu akan dibahas Menteri Pertanian dan pihak pengusaha. Menurutnya penetapan harga penjualan (HPP) singkong penting untuk melindungi petani dari kemungkinan anjloknya harga yang disebabkan beberapa factor, seperti panen, serbuan produk luar negeri dan lainnya.

Sementara itu Bupati Lamteng Mustafa menuturkan, kedatangannya ke kantor Kementerian Perdagangan adalah dalam rangka mendampingi serta memfasilitasi aspirasi petani singkong atas anjloknya komoditas ini. Sebagai penghasil singkong terbesar di Indonesia, jatuhnya harga ubi kayu ini menjadi pukulan tersendiri bagi petani di Lampung Tengah.

“Untuk itu saya merasa ikut bertanggung jawab atas jeritan petani singkong di Lampung Tengah. Saya mencoba mencari solusinya dengan mengajak langsung para petani singkong untuk menyampaikan aspirasi dan permasalahan mereka. Alhamdulillah kami diterima langsung oleh Mendagri, mudah-mudahan ada titik terang dari pertemuan ini,” ungkap Mustafa.

Menurutnya, Lampung Tengah adalah wilayah dengan komoditas penghasil singkong terbesar dengan luas 79.805 hektar dan total produksi 2,4 juta ton. Dengan turunnya harga singkong dari semula Rp 1200/kg menjadi Rp 560/kg di tingkat pabrik atau Rp 450/kg tingkat petani, tentunya sangat merugikan petani. Mustafa menyebutkan sedikitnya petani telah kehilangan pendapatan Rp 1,2 triliun per tahun dari anjloknya harga singkong.

“Jika diasumsikan dengan jumlah petani 100.000 kepala keluarga, maka masing-masing kepala keluarga telah kehilangan penghasilan Rp 12 juta per musim tanam. Wajar jika petani kami resah. Sebelumnya saya juga telah melayangkan surat untuk Presiden meminta agar harga singkong dinaikan,” tegas Mustafa.

Keseriusan Mustafa mengupayakan kenaikan harga singkong juga dilakukan dengan melakukan sidak ke sejumlah perusahaan tapioka di Lampung Tengah. Langkah ini guna memastikan langsung harga singkong di tingkat pabrik. Dari kunjungan tersebut, Mustafa mendapatkan laporan bahwa anjloknya harga singkong disebabkan kebijakan impor yang dilakukan oleh pemerintah.

“Sudah saya sampaikan. Perusahaan harus bijak, potongan jangan terlalu besar. Kasian dengan petani, sudah harga anjlok, harga masih dipotong dengan presentasi cukup tinggi. perusahaan juga harus memikirkan nasib petani,” tuturnya.(*)

Laporan Raeza Handani, Wartawan Jejamo.com.

1 KOMENTAR

  1. Mudahan naik harga singkong di lampung….tapi kalau pengusaha singkong masih org Cina bukan peribumi harga singkong tetap segitu paling naik sedikit krn kt sudah di jajah….mau bilang apa pengusaha org mata sipit sedangkan pemimpinnya podo sipit maneh sudah tinggal penderitaan buat saudaraq yg di lampung semoga ada tangan2 dari titisan Raden yg bisa memperjuangkan tiyuh Lapung….Rua jurai.

Komentar ditutup.

Populer Minggu Ini