Rabu, November 13, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Nasib Terkatung-Katung, Sejumlah Guru SMKN 9 Bandar Lampung Minta Kejelasan

Yuli Novitasari
Salah Seorang Guru SMKN 9 Bandar Lampung, Yuli Novitasari (jilbab merah) saat dijumpai Jejamo.com di Sekolah tersebut. Kamis, 14/7/2016. | Arif Wiratama/Jejamo.com

Jejamo.com, Bandar Lampung – Sejumlah SMKN 9 Bandar Lampung mempertanyakan kejelasan status mereka setelah rencana alihan fungsi oleh Kota Bandar Lampung kini semakin tak jelas.

Guru SMKN 9 Bandar Lampung, Yuli Novitasari mengatakan bahwa pihaknya mendesak agar pemerintah dapat segera memberi kejelasan tentang status sekolah yang belum genap berdiri satu tahun tersebut.

“Kami menunggu Walikota Bandar Lampung, Herman HN melalui surat resmi untuk membubarkan sekolah ini,” ujar Yuli Novitasari, saat diwawancarai Jejamo.com di SMKN 9 Bandar Lampung, Kamis, 14/7/2016.

Menurutnya, Saat ini, nasib para guru maupun murid SMKN 9 Bandar Lampung terkatung- katung, karena belum adanya kejelasan dari pemerintah mengenai alih fungsi. “Sampai saat ini, belum adanya informasi pengosongan dari Disdik maupun pemerintah setempat. Jadi kami masih beraktifitas seperti biasa, karena SMKN 9 sudah seperti rumah sendiri,”ujarnya.

Ia menjelaskan, pihaknya akan membuka daftar ulang untuk para murid pada 15 hingga 16 Juli 2016 di SMKN 9 kota Bandar Lampung. Karena para siswa mulai aktif belajar lagi pada Senin, 18 Juli 2016. “Alhamdulillah sudah ada 3 kelas calon siswa SMKN 9 yang sudah mendafar,”ucapnya.

Ia menegaskan, pihaknya akan menerima apapun keputusan dari pemerintah setempat terkait adanya alih fungsi sekolah jika diiringi surat resminya. “Kalau tidak ada surat resminya, maka kita akan berdiri tegak dan melawan. Kalau mau dibubarkan harus ada surat resminya. Karena untuk membubarkan sekolah harus memiliki kajian terlebih dahulu,” tandasnya.

Sementara itu, siswa kelas XII jurusan Akuntansi SMKN 9 Bandar Lampung, Jose secara tegas menolak penutupan ataupun adanya alih fungsi sekolah. “Sekarang kami merasa diombang-ambing, kemarin dioper ke SMKN 4 , masak sekarang mau dioper lagi,” ucapnya.

Dirinya juga menolak apabila para pelajar SMKN 9 dipindahkan ke SMKN 4. Karena kurikulum belajar yang di pakai sangat berbeda. “Kami disini masih memakai kurikulum tahun 2006. Sedangkan SMKN 4 memakai kurikulum 2013,” ujarnya.(*)

Laporan Arif Wiratama, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini