Jejamo.com Tanggamus – Pada rangkaian Hari Kopi Internasional, Nestle Indonesia menegaskan komitmen membantu meningkatkan kesejahteraan petani melalui yang bisnis cluster.
Demikian dikatakan Direktur Legal and Corporate Affairs PT Neste lndonesia Debora Tjandrakusuma saat tur di Kebun Percontohan PT Nestle Indonesia di Pekon Negeriagung, Kecamatan Talangpadang, Kabupaten Tanggamus, Sabtu, 30/9/2017.
Hadir dalam kesempatan tersebut Verinia dari Dinas Perdagangan, Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian Willem Petrus Riwu, 4 duta besar negara sahabat (Kolombia, Vietnam, Etiopia, dan Mesir), Asisten II Bidang Pembangunan Kabupaten Tanggamus Karjiono, Karo Humas Provinsi Lampung Bayana, petani kopi, dan masyarakat setempat.
Debora mengatakan, melalui skema ini, petani akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan komprehensif,l mulai dari peremajaan kebun dalam bentuk pemberian bibit kopi kepada petani, akses teknologi budi daya pemberian sarana pascapanen, serta akses ke pasar dan perbankan.
Bagi Nestle, pasokan bahan baku dari para petani kopi di Lampung memiki peran yang keberlanjutan, khususnya dalam menghadirkan produk-produk kopi berkualitas. Nestle berkomitmen mendukung para petani untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil produksi yang tinggi dalam membantu peningkatkan kesejahteraan rakyat Tanggamus.
“Kesempatan itu membuat petani kopi bersaing di pasar kopi nasional dan global,” katanya.
Debora menjelaskan, PT Nestle Indonesia membangun kemitraan strategis dengan petani kopi di Tanggamus dan Lampung Barat sejak 1994. Kemitraan ini menjangkau 20 ribu petani di Tanggamus dan Lampung Barat.
Seluruh petani tersebut kini memperoleh validasi 4C (Common Code for the Coffee Community), sebuah standar yang disusun oleh 4C Association yang mencakup berbagai aspek dalam pertanian kopi yang berkelanjutan.
“Ini cara kami dalam mendukung terciptanya masyarakat yang sukses dan tangguh,” ujar Debora.
Debora menegaskan, pentingnya mengembangkan model ekosistem finansial untuk terus meningkatkan keunggulan kompetitif petani di tengah berkembangnya industri kopi. Lebih dari 16 ribu petani kopi di Tanggamus memiliki rekening Bank Lakupandai di BTPN dan akses mendapatkan kredit usaha rakyat.
Potensi yang dimiliki industri kopi Indonesia, kata Kepala Pusat Data dan Perindustian Willem Petrus Riwu, sebagai negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia, Indonesa memproduksi 639Â ribu ton per tahun atau sekitar 8 persen dari produksi dunia.(*)
Laporan Sugiono, Wartawan Jejamo.com