Jejamo.com – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menegaskan, wilayah dataran tinggi Golan, yang dianeksasi Israel, akan tetap dimiliki oleh Israel selamanya.
“Dataran tinggi Golan akan tetap berada di tangan Israel selamanya,” ujar Netanyahu ketika mengawali sidang kabinet pertamanya di wilayah itu, Minggu, 17/4/2016. Seperti dilaporkan Kantor Berita AFP.
“Israel tak akan menarik diri dari dataran tinggi Golan,” tegas Netanyahu lagi dalam seruan yang disebarluaskan melalu siaran radio setempat.
Sejumlah media di Israel menyebutkan, Netanyahu merencanakan sidang kabinet di kawasan itu, sebagai tanggapan atas spekulasi yang menyebut Israel tengah dalam tekanan untuk mengembalikan Golan. Hal itu sebagai bagian dari kesepakatan damai antara kedua negara.
Namun, Netanyahu meragukan jika Suriah akan kembali ke kawasan itu. Sebaliknya Netanyahu mengajak masyarakat internasional untuk mengakui klaim Israel atas wilayah itu.
Israel mengkhawatirkan milisi Syiah Lebanon, Hezbollah akan membangun kekuatan untuk melawan Israel di perbatasan Suriah. Kelompok militan yang selama ini diketahui terkait dengan kelompok teroris Al-Qaeda dan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), juga dapat menebar ancaman.
Israel menguasai kawasan seluas 1.200 kilometer persegi di dataran tinggi Golan dalam perang enam hari di tahun 1967. Selanjutnya mereka menganeksasi kawasan itu dalam sebuah pergerakan yang tak terdeteksi komunitas internasional.
Pernyataan Netanyahu ini datang di tengah gencatan senjata yang rapuh di Suriah, dan proses negosiasi di Swiss antara rezim Bashar al-Assad dan pihak oposisi.(*)
Kompas.com