Rabu, November 13, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Nur Sudrajat Jadi Marbot untuk Ringankan Beban Orang Tua

Nur Sudrajat
Nur Sudrajat (20) warga Gisting, Tanggamus, memutuskan menjadi Marbot Masjid Jami’Atul Fityan, Kelurahan Tanjungraya, Kecamatan Kedamaian, Bandar Lampung, guna meringankan beban orang tua untuk membiayai kulianya. | Andi/Jejamo.com

Jejamo.com, Bandar Lampung – Berawal dari berbincang-bincang bersama teman satu kampus, Nur Sudrajat (20) warga Gisting, Kabupaten Tanggamus, akhirnya memutuskan untuk manjadi petugas kebersihan Masjid Jami’Atul Fityan, Kelurahan Tanjungraya, Kecamatan Kedamaian, Bandar Lampung.

Nur Sudrajat mengisahkan, tahun 2015 lalu seorang teman kampusnya di IAIN Raden Intan Lampung, menawarkan dirinya untuk menjadi petugas kebersihan atau marbot di Masjid Jami’Atul Fitya.

“Awalnya dari obrolan seorang teman satu kampus, kemudian temannya saya itu menawarkan ke saya untuk jadi marbot serta tinggal di masjid, awalnya saya belum tertarik. Namun, setelah saya pikir-pikir lagi, akhirnya pekerjaan ini saya ambil,” ujarnya kepada jejamo.com, Minggu, 19/6/2016.

Menurutnya, pekerjaan tersebut ia ambil untuk tambahan biaya kuliah di IAIN dan mengurangi beban orang tua di kampung. “Sebelumnya saya ngekost di Sukarame, Setelah mendapat tawaran itu saya tinggal di masjid hingga saat ini saya sudah satu tahun jadi marbot disini,” terang dia.

Membersihkan Masjid
Nur Sudrajat membersihkan halaman depan Masjid Jami’Atul Fityan, Kelurahan Tanjungraya, Kecamatan Kedamaian, Bandar Lampung. | Andi/Jejamo.com

Honor yang didapat dari pengurus masjid sebesar Rp 700 ribu per bulannya, jumlah itu menurut Sudrajad cukup untuk kebutuhannya sehari-hari dan tambahan biaya kuliah.

“Gaji dari pengurus Rp 700 ribu, lumayan lah untuk tambahan biaya kuliah, terkadang ada juga warga mau salat kasih saya uang tapi gak tentu nominalnya. Orang tua juga masih sering bantu tapi kalau saya membutuhkannya,” katanya.

Remaja yang kini sedang menginjak semester 5 jurusan Dakwah IAIN Raden Intan Lampung ini mengatakan, selama bulan ramadan ini, pekerjaannya debagai marbot juga bertambah. Ia harus berkerja lebih awal di Ramadan ini.

“Jam kerjanya bertambah Ramadhan ini, biasanya pukul 12 malam pekerjaannya baru selesai. Pukul 03 00 subuh saya sudah harus bangun lagi untuk membangun warga sahur dan pukul 5.00 subuh harus beres-beres lagi,” tandasnya.

Menurutnya, untuk membagi waktu antara kerajaan dan kuliah, dirinya harus pintar-pintar membaginya.”Pintar-pintar saya saja membagi waktunya, saya kuliah dari pukul 8.00 hingga pukul 13.00, masih ada waktu sekitar dua jam lebih untuk saya belajar, pukul 14.30 saya mulai kerja kembali karena warga mau menjalankan salat ashar,” tuturnya.

Sudrajat juga mengaku kini dia juga mendapat bantuan dari Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Lampung. “Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya, semoga IZI tambah maju dan sukses selalu. Amin,” ucapnya.(*)

Laporan Andi Apriyadi, Wartawan jejamo.com.

Populer Minggu Ini