IDE itu gagasan. Gagasan ada karena proses berpikir. Gagasan muncul bisa juga karena kita banyak bergaul. Ide juga bisa hadir karena kita sering bertukar pikiran atau diskusi. Salah satu cara juga memperbanyak ide adalah dengan membaca.
Dalam hal menulis, ide menjadi penting. Dan karena ide itu mahal, begitu ada sekelebatan pikiran baru, ikat dia dengan mencatatnya.
Kadang dalam waktu yang tidak disangka-sangka, ide itu datang. Sama seperti saya menulis artikel ini. Idenya datang tiba-tiba.
Supaya idenya tidak hilang, kita catat dengan baik.
Anda mungkin tidak perlu lagi disibukkan dengan mencari pena dan kertas saat ide menulis itu datang. Ponsel yang kita bawa sehari-hari bisa digunakan untuk mencatat itu.
Bahkan bagi banyak penulis, ponselnya sudah menjadi alat tulis paling setia. Ketimbang membawa laptop yang ukurannya cukup besar, masih enak membawa ponsel. Ia nyaman dalam genggaman.
Ide menulis itu bisa banyak. Ini bergantung pada mau menulis apa. Saya paparkan beberapa hal sehingga masing-masing kita bisa mendapatkan ide.
Jenis tulisan itu cukup banyak. Ada yang terkategori karya jurnalistik, ada juga yang masuk dalam fiksi.
Berita misalnya, masuk dalam jenis karya jurnalistik. Kenapa demikian? Sebab yang namanya jurnalistik menyangkut peristiwa faktual. Artinya, benar-benar terjadi.
Misalnya berita soal pelatihan kita hari ini. Ini peristiwa faktual. Memang benar terjadi. Maka dibuat beritanya. Konten berita adalah menyajikan apa yang terjadi saat peristiwa ini berlangsung.
Nama acaranya, siapa penyelenggaranya, kapan diadakan, di mana diadakan, mengapa acara ini dihelat, dan bagaimana proses pelatihan berlangsung. Mudah-mudahan sampai di sini paham.
Ada pula jenis tulisan fiksi. Yang masuk fiksi antara lain cerpen, novel, komik, dan sebagainya. Bagi kamu yang suka menulis fiksi, idenya mesti banyak. Mungkin perlu dibikin semacam kerangka karangan kecil. Siapa saja tokohnya, konfliknya apa, latar belakangnya bagaimana, dan sebagainya.
Itu semua membutuhkan ide. Dari ide itulah kemudian kita bisa merangkainya menjadi cerita yang utuh. Kalau tidak ada ide, sulit bagi kita untuk menulis.
Bagi kamu yang suka menggambar atau bikin desain atau grafis, ide juga penting. Dari mana ide bisa hadir? Tentu dari cara kita berpikir tentang produk yang hendak kita hasilkan.
Mau membuat grafis yang bagus soal sekolah kita misalnya. Kita mesti dapat ide dasarnya dahulu. Apa saja yang mau ditampilkan, warnanya seperti apa, bentuk rupa-rupa mediumnya apa, dan sebagainya. Kalau kita rajin mengapresiasi karya orang dan menggunakan imajinasi seluasi-luasnya,
Menulis opini juga demikian. Opini itu pendapat. Dalam konteks jurnalistik, menulis opini adalah menguraikan satu topik dalam tulisan. Opini adalah tulisan berisi gagasan si penulis.
Misalnya kita mau menulis soal zonasi. Apa gagasan kita? Kita pro atau kontra dengan zonasi. Kita setuju atau tidak. Kalau setuju kenapa, kalau tidak juga kenapa. Dipaparkan.
Pemaparan gagasan kita terhadap suatu masalah tertentu itu namanya opini. Anda bisa membaca banyak opini di koran atau media online.
Dari situ kita bisa belajar. Artikel atau makalah ini juga opini saya pribadi. Opini tentang bagaimana cara menggali ide.
Tulisan ini pendapat saya semua. Namun, saya mendapatkan masukan itu dari bahan bacaan selama ini yang sudah mengendap dalam pikiran. Dari situlah kita urai lagi dengan bahasa kita sendiri. Ini contoh opini. Paham, kan?
Menggali ide, menemukan gagasan pada intinya adalah kemauan kita untuk membaca dan berpikir. Berimajinasilah terhadap karya yang hendak kita buat. Entah itu fiksi atau karya jurnalistik.
Kecuali berita ya, karena dia adalah peristiwa faktual. Penulis berita hanya merekonstruksi peristiwa menjadi sebuah berita.
Tidak boleh ada gagasan pribadi kalau menulis berita.
Jadi, dari sekarang Anda pikirkan sesuai dengan talenta dan kesukaan Anda, mau menulis jenis apa.
Dari situ, banyaklah membaca, berdiskusi, dan bersilaturahmi. Maka, ide -ide baru akan kita dapat.
Kemudian, bikin kerangka tulisan agar ide itu lebih kelihatan dalam bentuk kalimat-kalimat pendek. Kumpulan dari kalimat pendek itulah yang membentuk sebuah kerangka karangan. Dan dari sanalah sebuah tulisan utuh yang kita buat itu bisa dihasilkan.
Selamat menggali ide, selamat menemukan gagasan, selamat menulis.
(Adian Saputra adalah Pemimpin Redaksi Jejamo.com dan gomuslim.co.id. Makalah disajikan pada pelatihan jurnalistik di SMA Islam Terpadu Daarul Ilmi, Rabu, 17 Juli 2019)