“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.” (Bung Karno)
Nama Gele Harun sudah saya ketahui sejak lama. Namun, saya hanya tahu sebatas nama jalan. Bahwa ia adalah mantan Residen Lampung, saya juga tahu meski tidak mendalam. Nama Gele Harun ya seperti biasa-biasa.
Nama itu baru menjadi luar biasa tatkala saya bertemu dengan salah seorang cucunya: Linda Nihara Hayati Dalimonthe. Linda kebetulan akrab dengan seorang teman, Selvi Diana Meilinda. Dari Selvi inilah kami berkenalan.
Tahun 2015, saya sudah tak lagi bekerja di Lampung Post. Saya menjadi editor di sebuah portal baru di Lampung: duajurai.com, kini namanya menjadi duajurai.co. Pemimpin Redaksinya kebetulan mentor saya dalam menulis dan dunia jurnalisme: Juwendra Asdiansyah.
Di kantor duajurai itulah kami bertemu. Linda kemudian memaparkan siapa kakeknya itu. Saya menyimak dengan saksama. Sesekali mencatat. Sosok Gele Harun yang biasa-biasa saja pada awalnya, lewat cerita Linda, menjadi luar biasa. Rupanya, orang asal Tapanuli itu bukan pria sembarang. Ia juga bukan sekadar residen Lampung.
Lebih dari itu, ia adalah seorang pahlawan. Setidaknya menyelamatkan Keresidenan Lampung sewaktu dihajar Belanda lewat Agresi Militer II pada akhir 1948 sampai dengan 1949. Gele Harun yang waktu itu belum residen, ditunjuk menjadi residen sementara atau acting resident. Publik kemudian mengenalnya dengan frasa: Residen Perang.
Yang menarik tentu saja, usulan agar Mr Gele Harun dijadikan pahlawan nasional bukan berasal dari keluarganya. Ide itu genuine datang dari tokoh Lampung, sesepuh Nahdlatul Ulama, juga ulama kesohor Lampung: KH Arief Makhya. Arief Makhya juga seorang penulis jempolan. Meski sudah sepuh, daya ingatnya, daya tangkapnya, tulisannya, patut diapresiasi.
Kenapa Arief Makhya sampai berani menulis surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada akhir 2013 agar menjadikan Mr Gele Harun menjadi pahlawan nasional? Pasalnya, Arief Makhya tahu benar betapa pria berewok itu benar-benar pilih tanding dalam mempertahankan kemerdekaan. Jasa Gele Harun memimpin Keresidenan Lampung dalam masa darurat di Way Tenong, Lampung Barat, menjadi kesaksian Arief Makhya.
Ringkas cerita, Mr Gele Harun tahun lalu sudah dianugerahi gelar Pahlawan Daerah. Seminar soal itu juga sudah digelar. Buku biografi yang disusun salah seorang putra Mr Gele Harun, Mulkarnaen, juga sudah terbit berjudul “Gele Harun Residen Perang”.
Yang sekarang menjadi harapan kita, setidaknya KH Arief Makhya dan keluarga, termasuk saya, bilakah Mr Gele Harun ini benar-benar diberikan gelar Pahlawan Nasional?
Proses memang sudah berjalan. Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) sudah menyusun dan memverifikasi poin-poin apa saja yang dibutuhkan. Hasilnya, memang masih ada pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan.
TP2GD merekomendasikan agar ada naskah akademik dalam bentuk buku perihal keterkaitan Mr Gele Harun dengan masa penjajahan Belanda dan Jepang. Juga dibutuhkan naskah akademik dalam bentuk buku perihal kiprah Mr Gele Harun dalam lingkup nasional. Kurang lebih demikian.
Jejamo.com mendukung penuh Mr Gele Harun dijadikan pahlawan nasional. Provinsi ini hanya punya satu pahlawan nasional atas nama Raden Intan. Dan itu sudah berbilang tahun yang lampau. Kini, kans untuk menambah pahlawan nasional asal Lampung ada pada sosok Mr Gele Harun.
Yang jelas, rekomendasi TP2GD itu mesti direalisasikan. Karena ia berada pada ranah Kementerian Sosial untuk pemberian gelar pahlawan daerah, turunan di daerah berada pada Dinas Sosial Lampung. Kunci utama tentu saja di Gubernur Lampung M Ridho Ficardo.
Pemprov mesti mempunyai misi untuk menambah pahlawan nasional asal Lampung. Tentu bukan sebatas menambah saja, melainkan ini bisa menjadi inspirasi bagi generasio muda. Mereka harus tahu, siapa Mr Gele Harun itu. Pa jasanya untuk negara. Bagaimana kiprahnya selama ini.
Jika Ridho Ficardo sukses mengawal Mr Gele Harun menjadi pahlawan nasional, tentu ini menjadi satu keberhasilan tersendiri dan bakal diingat terus. Ini bukan semata ihwal kebanggaan bahwa Lampung punya pahlawan nasional. Juga punya perihal keluarga besar Mr Gele Harun senang moyang mereka menjadi pahlawan nasional.
Mr Gele Harun menjadi pahlawan nasional itu semata-mata simbol. Ada noktah tersendiri dari Lampung yang punya pahlawan nasional baru.
Esensinya adalah ini menjadi bahan insporasi buat generasi muda. Apa yang pernah dialami Mr Gele Harun bisa saja divisualkan dalam film layar lebar. Ini menjadi peluang mewujudkan film anak Lampung asli yang mentas ke nasional.
Ada juga bahan pelajaran sejarah lokal tentang pahlawan nasional dari provinsi ini. Para pelajar sampai mahasiswa pun bisa mempelajari Mr Gele Harun yang selama ini sebatas nama jalan. Dampak sosialnya ini yang menurut penulis punya maslahat yang besar.
Memimpin sebuah pemerintahan darurat dengan berjalan kaki, babat alas, buka hutan, sama persis seperti yang dilakukan Mr Syafrudin Prawiranegara saat memimpin Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi. Bahkan, salah seorang anak Mr Gele Harun meninggal dunia ketika itu.
Ini menjadi cerita yang menarik dan membangkitkan nasionalisme kita. Penulis beberapa kali menceritakan soal Mr Gele Harun kepada siswa dan mahasiswa. Mereka banyak yang tertarik dan antusias dengan cerita itu. Selama ini, mereka hanya tahu Mr Gele Harun hanya nama sebuah jalan di kawasan Rawalaut Bandar Lampung. Mereka belum pernah mengetahui siapa orang itu, apa saja kiprahnya, dan mengapa nama orang itu dijadikan nama jalan.
Mungkin juga segenap alumnus SMAN 1 Bandar Lampung tak mengetahui bahwa Mr Gele Harun yang meletakkan batu pertama pembangunan sekolah di tepi Jalan Jenderal Soedirman itu.
Ringkasnya, penulis, juga jejamo.com, siap mengawal agar proses Mr Gele Harun menjadi pahlawan nasional ini terealisasi. Tentu apa yang akan kami lakukan sesuai dengan fungsi kami sebagai media massa.
Jika dahulu Mr Gele Harun yang mengawal Pemerintah Darurat Keresidenan Lampung sampai Sekipi, Way Tenong, kini giliran kita yang mengawal agar Pemerintah Pusat berkenan menjadikan sarjana hukum asal Universitas Leiden ini menjadi Pahlawan Nasional.
Kami siap. Bagaimana Gubernur Lampung Bung Ridho Ficardo? Siap mengawal Mr Gele Harun menjadi pahlawan nasional? Mari bersinergi. Wallahualam bissawab.(*)