Oleh: Detti Febrina
Pegiat Media Monitoring
“Bunuh diri jika jaman now politisi menafikan media sosial,” tukas Wakil Rektor III yang juga guru besar Ilmu Komunikasi Universitas Lampung (Unila) Profesor Karomani.
Demikian pendapat yang mengemuka di sela diskusi mata kuliah Politik dan Kebijakan Media pascasarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila itu pada Sabtu pekan lalu (30/12/2017).
Variabel perolehan dan kemenangan politik sama diakui tidaklah tunggal. Sebagaimana mafhumnya produk politik, maka empat komponen pemasaran politik yakni produk, tempat, harga, dan promosi berkelindan menjadi satu kesatuan yang sama-sama penting.
Di derasnya era informasi digital, sungguh naif jika masih ada elemen politik yang abai memanfaatkan media baru, baik ia yang terkategori media sosial, maupun situs personal milik elemen politik. Di ajang pilkada, elemen politik yang paling menjadi perhatian adalah kandidat kepala daerah.
Pilkada Lampung yang akan digelar tak kurang dalam jangka lima bulan ke depan juga menarik dicermati dari pertarungan kampanye udara khususnya melalui media sosial. Setidaknya ada empat nama yang mengerucut akan bertarung sebagai bakal calon gubernur Lampung 2018, secara abjadiyah diurut sebagai berikut yaitu Arinal Djunaidi, Herman Hasanusi, M. Ridho Ficardo, dan Mustafa.
Berikut rangkuman akun media sosial dan website keempat bakal calon gubernur Lampung dimaksud (dimonitor pada tanggal 5 Januari 2018, berdasarkan akun yang paling up to date dan paling aktif).
Didasarkan pada monitoring di atas, keempat kandidat tampaknya memiliki social media awareness yang cukup baik. Setidaknya terlihat dari akun-akun yang terkelola dengan baik, memiliki jumlah follower atau subscriber yang cukup signifikan, dan selalu diperbarui.
Arinal Djunaidi dan M. Ridho kami beri 5 bintang karena signifikansi jumlah follower dan frekuensi pembaharuan posting. Keduanya memiliki keuntungan sebagai petahana, atau untuk kasus Arinal pseudo-petahana karena statusnya sebagai mantan pejabat publik, yang notabene memiliki sumber daya untuk mengelola jalur-jalur informasi.
Herman HN serta Mustafa juga sudah melakukan strategi serupa, namun belum sesignifikan Ridho dan Arinal. Empat bintang untuk Mustafa dan dua bintang untuk Herman HN. Herman tampaknya tidak terlalu mempertimbangkan kampanye digital sebagai salah satu sarana Mixed-Mediated and Online Political Campaigning (MMOPC) sebagaimana yang ditempuh ketiga kompetitornya.
Untuk lengkapnya sila simak data monitoring akun media sosial keempat bacagub di atas.(*)