“Sesungguhnya di antara ungkapan yang dikenal manusia dari ucapan kenabian terdahulu ialah: jika engkau tidak malu, berbuatlah semaumu. (HR Bukhori)
Apa itu malu?
Biasanya kita enggan melakukan sesuatu yang tak ingin diketahui orang lain karena malu, yaitu perbuatan yang melanggar hukum maupun etika.
Pada bulan Ramadan, seharusnya kita malu terlihat makan di siang hari, malu dianggap bukan orang beriman, malu tidak diakui sebagai muslim, malu dikatakan tidak menghormati dan menghargai orang yang sedang berpuasa.
Pada bulan Ramadan kita malu meninggalkan salat, masa iya puasa enggak salat? Masa iya puasa mencuri, menipu? Tidak pantas kan puasa-puasa membicarakan keburukan orang lain?
Pada bulan Ramadan kita dilatih untuk malu kepada Allah! Puasa atau tidak, mungkin kita bisa bersembunyi dari pandangan manusia, tetapi Allah tidak bisa dibohongi. Allah Maha Melihat dan Mendengar.
Allah tahu saat kita berwudu tertelan air atau sengaja meminumnya. Allah tahu dimana kita berbuka walau di rumah tak makan apa-apa. Bahkan Allah tahu apa niat kita melakukan puasa.
Ramadan melatih kita untuk malu tidak taat pada Allah, sedang begitu banyak karunia yang telah diberikan-Nya pada kita.
Malu meninggalkan salat sedang Allah memberi kita sehat.
Malu tidak menutup aurat padahal mampu membeli segala model pakaian yang sedang tren, sedangkan orang lain nekat walau dengan pakaian seadanya.
Malu tidak bersedekah padahal harta melimpah.
Malu bermaksiat sedang Allah Maha Melihat.(*)