Ketua DPC PKS Kemiling
“Ukhuwah itu bukan tentang apa yang kita dapatkan, tapi lebih pada apa yang bisa kita berikan.“
Dari Abdullah bin Mush’ab Az Zubaidi dan Hubaib bin Abi Tsabit, keduanya menceritakan, “Telah syahid pada perang Yarmuk al-Harits bin Hisyam, Ikrimah bin Abu Jahal dan Suhail bin Amr. Mereka ketika itu akan diberi minum, sedangkan mereka dalam keadaan kritis, namun semuanya saling menolak. Ketika salah satu dari mereka akan diberi minum dia berkata, “Berikan dahulu kepada si fulan”, demikian seterusnya sehingga semuanya meninggal dan mereka belum sempat meminum air itu.
Dalam versi lain perawi menceritakan, “Ikrimah meminta air minum, kemudian ia melihat Suhail sedang memandangnya, maka Ikrimah berkata, “Berikan air itu kepadanya.”
Dan ketika itu Suhail juga melihat al-Harits sedang melihatnya, maka iapun berkata, “Berikan air itu kepadanya (al Harits)”. Namun belum sampai air itu kepada al Harits, ternyata ketiganya telah meninggal tanpa sempat merasakan air tersebut (sedikitpun). (HR Ibnu Sa’ad dalam ath Thabaqat dan Ibnu Abdil Barr dalam at Tamhid, namun Ibnu Sa’ad menyebutkan Iyas bin Abi Rabi’ah sebagai ganti Suhail bin Amr)
Kisah di atas hanya satu dari ribuan kisah persaudaraan para sahabat Rasulullah SAW. Cerita nyata tentang teman, ukhuwah dan perjuangan, cerita yang membuat kitasemua mengharu biru, meluluhkan nurani dan memantapkan jiwa.
Sahabat mulia Ikrimah, Suhail dan Al Harist memberikan contoh nyata dalam penerjemahan ukhuwah.Walaupun dalam kondisi terdesak dan penuh keterbatasan, tiga sahabat mulia ini memberikan pembuktian kepada kita semua bahwa persaudaraan itu indah. Berjuang dalam satu barisan adalah nikmat, dan syahid dalam dekapan ukhuwah adalah impian.
Dalam menjalani kehidupan, setiap kita pasti membutuhkan teman perjuangan. Namun, tentu kita semua berharap memiliki dan menjadi teman perjuangan yang bisa menerima kelebihan dan kekurangan, menjadi teman perjuangan kala suka maupun duka, lapang ataupun sempit.
Sebuah realitas, hari ini tentu banyak ditemukan di sekitar kita, betapa pertemanan, persaudaraan bisa retak karena buruknya penerapan muamalah. Ada yang berselisih karena hutang piutang, bagi hasil usaha yang tidak merata, hingga pada perebutan wewenang dan jabatan dalam kafilah perjuangan.
Kondisi miris tersebut, pemicu utamanya ialah niat dan motivasi negatif dari para pelaku. Semangat meminta lebih dominan daripada semangat memberi. Ya, inilah virus berbahaya dalam ukhuwah yang musti kita waspadai.
Bila virus tersebut menyerang setiap individu, maka bisa dipastikan, tidak akan ada keindahaan persaudaraan ataupun ukhuwah yang kita dapatkan.
Ali bin Abi Thalib berkata: Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, Karena orang yang menyukaimu tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu.
Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi siapa yang mau berbuat baik. Jangan menghapus persaudaraan hanya karena sebuah kesalahan, namun hapuslah kesalahan demi melanjutkan persaudaraan
Seperti cerita dan ungkapan para sahabat Rasulullah SAW diatas, dalam menerapkan ukhuwah, nampaknya ada beberapa kaidah yang dasar yang harusnya menjadi catatan kita bersama.
Ukhuwah itu tindakan, bukan sekedar tulisan. Ukhuwah itu memulai, bukan menunggu. Ukhuwah itu banyak memberi, bukan banyak meminta.
Persaudaraan itu indah, dan keindahannya akan terasa manakala setiap individu mengedepankan semangat memulai bukan menunggu.
Memulai menyapa bukan menunggu disapa, memulai membantu bukan menunggu dibantu. Ya, itulah pengejawantahaan nilai ukhuwah yang indah.
Perjuangan adalah pengabdian karena dalam perjuangan ada target dan nilai yang kita perjuangkan. Ada proses dan hasil yang kita pertaruhkan.
Target, nilai, proses dan hasil yang ingin kita capai akan lebih indah bila menggapainya dengan teman seperjuangan.
Beberapa hadis Rasulullah berikut cukuplah menjadi penguat akan sucinya makna ukhuwah dalam Islam.
“Hak seorang muslim atas muslim ada enam, yaitu jika bertemu maka ucapkan salam kepadanya, jika diundang maka penuhilah, jika dinasihati maka nasehatilah pula dia, jika bersin dan mengucapkan alhamdulillah maka doakanlah dengan yarhamukallah, jika sakit kunjungilah dan jika meninggal maka antarkanlah (ke kubur).”
“Tidaklah (sempurna) iman seseorang sehingga ia mencintai saudaranya itu seperti ia mencintai dirinya sendiri.”
“Dua orang yang saling mencintai karena Allah, dimana keduanya berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah pula.”
Mari bersama meluruskan kembali motivasi pertemanan dan perjuangan kita.
“Barang siapa yang menjalin persaudaran karena Allah maka Allah akan meninggikan derajatnya di dalam syurga, tidak condong suatu apa pun dalam amalannya.”
Teman,
Ingatkan aku di pagi hari/Karena mungkin malamku penuh dosa/Soreku terkepung dusta/Siangku terbuai khilaf dan dosa
Teman,
Ingatkan aku di malam hari/Agar pagiku kumulai dengan munajat/Siangku berbalut ikhtiar/Soreku dihiasi indahnya tawakal
Teman,
Dulu kita telah berikrar/Merajut mimpi serta harapan/khusnul khatimah dalam satu barisan/.(*)