Berita Bandar Lampung, Jejamo.com – Obsesi kulit putih mungkin agak terdengar aneh bagi orang-orang yang tidak berkeinginan mengubah warna kulit atau yang memang sudah putih. Tapi bagi mereka yang kulitnya gelap dan terobsesi ingin mengubah warna kulitnya, mungkin merasa biasa-biasa saja.
Memiliki kulit putih, bersih, dan mulus ini banyak diinginkan semua orang. Termasuk kalangan pelajar dan mahasiswa. Sudah biasa orang-orang melakukan berbagai cara untuk memutihkan kulit.
Bukan hanya cara, melainkan juga pengeluaran yang cukup besar untuk membeli krim pemutih. Tak hanya lotion, sabun hingga suntik pemutih pun digunakan untuk membuat kulit lebih putih.
“Aku pernah ingin memiliki kulit putih karena aku merasa orang yang berkulit putih auranya terlihat dan pastinya cantik. Aku juga gengsi sama teman yang kulitnya lebih putih,” kata Anisya Ardita, siswa SMAN 16 Bandar Lampung kepada jejamo.com beberapa waktu lalu.
Anisya melakukan upaya agar kulitnya lebih putih. “Aku selama ini memakai produk perawatan wajah dan tubuh yang berkhasiat memutihkan dan mencerahkan kulit dan aku enggak terlalu sering keluar rumah, utamanya saat cuaca panas,” tambah Anisya.
Anisya tidak terpikir menggunakan suntik pemutih. “Ingin kulit lebih putih, tapi enggak kepikiran sampai sejauh itu, apalagi sampai suntik putih,” katanya.
Nuning, pegawai pijat Reflexy Alam Mas Jaya Bandar Lampung mengatakan, pigmen kulit wanita Indonesia pada dasarnya sawo matang. Mungkin ada wanita Indonesia berobsesi putih dan merasa lebih percaya diri. “Budaya orang kita itu kan, orang yang kulitnya putih lebih terpancar kecantikannya,” kata dia
Nuning mengakui ada sisi baik suntik putih. Tapi dari sisi kesehatan, tidak ada yang menjamin karena berbahan kimia. “Suntik putih itu ada baiknya, bisa membuat putih, bersih dan mulus, bisa membuat orang lebih percaya diri karena kulitnya lebih putih. Tapi kita enggak tahu ke depannya. Sekarang mungkin terlihat cantik, bagus. Tapi usia memengaruhi segalanya karena menurut saya segala yang berbau kimia itu pasti ada efek sampingnya,” tambah Nuning.
Nuning menyarankan, konsultasikan ke ahli kulit atau dokter spesialis kulit. Jika salah langkah, bisa berakibat fatal. “Kulit aset utama yang harus dijaga dan disyukuri. Hargailah apa yang sudah diberi Tuhan,” pungkasnya.(*)
Laporan Dian Fitria, kontributor jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya