Jejamo.com, Bandar Lampung – Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebut pemerintahan sekarang ini nyasar.
Hal tersebut disampaikan di depan deklarasi organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) di Ballroom hotel Horison, Sabtu, 12/1/2019.
Fahri Hamzah yang juga penggagas Garbi tersebut mengatakan, pemerintahan masih lemah mengatasi persoalan-persoalan dalam negeri.
“Utang Indonesia mencapai Rp6.000 triliun, dan 6 bulan lebih rakyat di Nusa Tenggara Barat pascagempa msih berada d itenda-tenda,” ujarnya.
Dirinya melanjutkan bahwa masih ada tiga tantangan besar yang masih sulit diatasi.
Masalah pertama kesulitan memahami narasi setelah masa kepemimpinan yang otoritarisme pada era Orde Baru. Dalam hal tersebut masih sulitnya mencari pemimpin yang memahami demokrasi.
Masalah kedua, negara tidak mampu menyelesaikan persoalan dan banyak janji yang tidak dipenuhi.
Dan masalah ketiga adalah mengenai kepemimpinan.
“Kita masih menjadi negara yang mengalami transisi dan kita perlu pemimpin untuk mengeja kembali kata-kata Indonesia,” kata Fahri Hamzah.
Untuk membangun negara yang maju, kata dia, pemerintahan harus mendapatkan kritik.
“Lembaga eksekutif memegang 99% negara, dan birokrasi, mereka tidak boleh mendapatkan pujian, tapi mereka harus selalu diberikan tantangan dan kritik yang membangun,” terangnya saat acara deklarasi Garbi.
Fahri bilang, kadang kalau kita sedang memimpin kita lupa sama yang lain dan mau dihormati.
“Padahal pemimpin itu harus melayani, mudah diajak berbicara dan dikritik. Bukan yang memasang kuda-kuda pertahanan,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Garbi Lampung hari ini dideklarasikan di Hotel Horison. Garbi Lampung dipimpin Agung Bagus P. [Nurmeiati Eka Ananta]