Jejamo.com, Bandar Lampung – Ariska Putri Pertiwi wakil Indonesia yang akan tampil dalam ajang Miss Grand Iternational 2016 di Las Vegas, dengan menggunakan pakaian adat Lampung dengan konsep Royal Sigokh justru menuai kecaman dari para netizen.
Para netizen menilai pakaian adat Lampung yang dibawakan oleh Ariska Putri Pertiwi justru lebih menonjolkan syahwat daripada keanggunan budaya Lampung yang mewakili Indonesia.
Dalam postingan dari akun resmi Miss Grand Iternational 2016, banyak netizen yang mengkritik gaya berbusana dari Ariska Putri Pertiwi seperti dikatakan oleh
Akun Al Ayubi mengatakan: Tidak mncerminkan has dr muli ato gadis lampung yg punya adat etitut budaya , bleh beramber2 tp paha klu asli gadis lampung tdak sperti itu cba paha nya dtutup makai hinjang ato kain tapis lampung lbih angun dan cantik ssuai adat lampung yg kuat mnjaga budaya dan prinsip ke budayaan.
Lalu Yulia Ristiana menulis komentar : Kenapa harus dibelah gaunnya? Seandainya tidak dibelah gaunnya pasti lbih anggun lagi… Sayang sekali “sigokh”nya yg begitu megah tak sesuai dgn belahan gaunnya… Karena kami orang lampung ketika memakai “hinjang Tapis” tak ada belahannya, justru malah tertutup.
Hal senada dikatakan oleh Nenden Resti Tea yang menulis komentar : Saya kok sedih liatnya. Kultur Lampung, emang boleh memperlihatkan paha sampai nyaris ke pangkal? Oke, ini modifikasi, biar modern gitu loh. Tapi apa modern itu artinya makin lama makin telanjang?
Pakaian dengan konsep Royal Sigokh yang dikenakan oleh Ariska Putri Pertiwi merupakan karya Dynand Fariz dan akan ditampilkan di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.
Sigokh sendiri adalah mahkota khas dari kota lampung dan menjadi simbol dari kebesaran budaya lokal yang dikenakan oleh kebayan (Bride) dan wayang bangsawan (bangsawan). Kostum Nasional yang terbuat dari tembaga, kuningan atau logam lainnya berwarna emas dan telah sembilan atau tujuh cabang kurva.(*)
Laporan Budi Bagus Darmawan, Wartawan Jejamo.com
enak diliat( ada pemandangan geratisnya)
Tapi jelek nilainya,karna merusak tata cara pemakaian tapis itu sendiri,masalah mereka trima atau tidak cara pemakaianya itu urusan mereka yg menilai,yg terpenting kita nmenampilkan keindahan sesuai kearifan lokal kain adat itu sendiri,
Sebagai ULUN LAMPUNG malu saya melihat pakaian adat asli daerah sy digunakan seperti itu,
Wanita lampung memakainya tertutup(kalau mau pakai kain adat,belajar juga tata cara pemakaianya,dan bagaimana nilai sosialnya)!!!!
Perlu digarisbawahi kalimat ‘Pakaian Adat Lampung’.
Bahwa ini bukanlah pakaian adat lampung sebagaimana waktu pengatin berpakaian atau uparaca adat lampung.
Pakaian / kostum yg digambar ini adalah pakaian yg bersipat Kontemporer yg bernuansa lampung, jd kostum ini hanya dipakai pada iven ini saja.
pelecehan budaya lampung…..batalkan kesertaannya.
Wah..kayak gitu sama aja pelecehan baju adat lampung.
Saya sebagai masyarakat lampung asli merasa di rendahkan. Oleh pakaian yang fulgar tersebut. Buat desiner ny tolong di rubah pakaian tersebut.
Terlalu kekinian dan karna keseringan mengikuti etika luar negri yg sampai lupa tata cara dan etika budaya indonesia d ganti dgn gaya sama halnya tidak pakai celana,,,boleh sih.memakai pakaian adat tp d sesuaikan dgn etika dan tata krama d indonesia