Rabu, Desember 18, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Pamong Lingkungan di Metro Desak Dinas PUTR Bongkar Proyek Cor Beton di Atas Drainase

Proyek cor beton yang berada di sisi Jalan Lukman Tanjung Kelurahan Hadimulyo Barat, Metro Pusat, Kota Metro yang dikeluhkan warga karena mempersempit saluran air. | Anggi/Jejamo.com

Jejamo.com, Kota Metro – Ketua RW 04 dan 05 Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) membongkar proyek cor beton di atas irigasi yang berada di Jalan Lukman Tanjung.

Warga dan pamong lingkungan kesal lantaran tiang penyangga cor beton itu ditanam di saluran irigasi. Alhasil saluran tersebut semakin sempit dan lalu lintas air terhambat. Belum lagi jika ada banyak sampah yang tersangkut. Keberadaan ornamen cor semen itu sendiri dirasa tidak memiliki kegunaan atau fungsi yang jelas.

Yang makin membuat geleng kepala, proyek yang menutup bagian atas saluran air itu dibangun tanpa sepengetahuan Wali Kota Metro dan Plt Kepala Dinas PUTR.

Dari pantauan Jejamo.com di lokasi, terdapat puluhan keping cor blok semen dengan tebal sekitar 20 sentimeter dan panjang total sekitar 50 meter yang menutup drainase itu.

Ketua RW 04, Talman menegaskan bahwa dia bersama warga menyatakan siap bisa ada instruksi dari Pemerintah Kota Metro untuk membongkar infrastruktur penutup saluran air itu, mengingat dampaknya menyebabkan musibah banjir yang dinilai sangat krusial.

“Kalau memang pemerintah bolehkan itu dibongkar, kami tentu siap. Memang itu yang kami mau. Bongkar saja hasil buatan proyek siluman itu, nyusahin aja!” cetus Talman saat dikonfirmasi Jejamo.com, Senin, 31/10/2022.

Selain tidak memiliki manfaat bagi masyarakat, Talman menduga penutupan saluran air itu malah memperparah kondisi permukiman warga saat terjadi banjir di Kelurahan Hadimulyo Barat, khususnya di RW 05 Komplek Pemda, RW 04 Gang Subur, RW 09 Kampung Sawah, dan RW 06 Bambu Kuning.

Tak hanya itu, Talman menganggap pengerjaan proyek itu hanya membuat boros anggaran daerah, juga disinyalir adanya praktik kepentingan dari seorang oknum aparat penegak hukum (APH) yang tinggal di lingkungan tersebut.

“Kegunaan proyek itu untuk apa coba? Fondasinya bikin sempit saluran irigasi. Malah bikin aliran air terhambat, apalagi kalau pas air hujan meluap. Tidak ada informasi dari pihak pemborong, usulan dari mana juga gak tau, malah kayaknya pengerjaan itu ada permainan dari oknum APH,” ungkapnya.

Senada dengan Talman, Ketua RW 05, Alamsyah juga merasa aneh bila Wali Kota Metro dan Dinas PUTR tidak tahu menahu perihal pengerjaan proyek tersebut. Dia menilai, penutupan irigasi itu adalah pekerjaan sembrono yang dilakukan tanpa memperhitungkan dampaknya bagi lingkungan.

“Dulu, waktu proses pengerjaan proyeknya itu sudah pernah ada protes dari warga, bahkan sudah diangkat juga beritanya oleh wartawan. Tapi entah kenapa, kok proyeknya tetap dilaksanakan. Kan aneh. Fungsinya juga entah untuk apa, gak jelas,” kata Alamsyah.

“Pernah dulu katanya untuk pelebaran jalan, tapi kok cuma 50 meter. Lagi pula, masak iya juga pelebaran jalan tapi ada kayak dinding pembatas gitu. Jalanan kok ada pembatas. Dibongkar ajalah, setidaknya dapat sedikit mengurangi dampak banjir,” tutupnya.(*)[Anggi]

Populer Minggu Ini