Jejamo.com, Bandar Lampung – Pasca razia dan pelemparan batu ke kantor Gojek di Kota Bandar Lampung, sejumlah tukang ojek daring (online) membawa penumpang tanpa menggunakan atribut kantornya. Hal tersebut untuk menghindari aksi di jalan bila menggunakan atribut ojek daring lengkap.
Hari ini, Rabu, 13/9/2017, para tukang ojek daring sudah tidak terlihat menggunakan atribut seperti jaket, dan helm yang bertuliskan ojek aplikasi. Di jalanan, mereka tetap terlihat dari penggunaan telepon seluler saat berhenti.
Kami khawatir sekarang, kalau mereka sudah berani melempar batu ke kantor kami. Lebih baik kami hindari memakai seragam Gojek, kata Iwan, salah seorang pengojek daring Gojek, yang masih beroperasi meski sebelumnya ada aksi razia dan pelemparan batu ke kantornya di kawasan Gotong Royong.
Meski mendapat tekanan dari tukang ojek konvensional atau ojek pangkalan yang tergabung dalam Persatuan Ojek Kota Bandar Lampung (Polkbal) yang tidak senang dengan ojek daring, para tukang ojek daring tidak mau berhenti bekerja. Bahkan, mereka maskin giat bekerja menjalankan motornya.
Menurut Fahri, tukang ojek daring lainnya, tekanan dari pihak ojek pangkalan hanya segelintir orang saja dibandingkan dengan tukang ojek pangkalan lainnya di Kota Bandar Lampung. Ia menyatakan bekerja sebagai tukang ojek daring lebih enak dibandingkan dengan ojek pangkalan.
Kalau ojek online pendapatan sehari jelas. Kalau ojek pangkalan banyak menghabiskan waktu menunggu penumpang dan pendapatan tak menentu, ujarnya.
Sehari sebelumnya, Selasa (12/9), sejumlah tukang ojek pangkalan yang tergabung dala Pokbal melakukan pelemparan batu kepada kantor Gojek di Jalan MH Thamrin Bandar Lampung dan melempar batu. Tidak ada korban dalam peristiwa ini.
Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Murbani Budi Pitono memerintahkan untuk mengusut pengrusakan kantor Gojek di kawasan Gotong Royong tersebut. Petugas akan menyelidiki adanya dugaan pelemparan batu ke kantor Gojek tersebut. Ke depan polisi akan melakukan mediasi antara Pokbal dengan pengelola ojek daring, agar tidak terjadi lagi konflik kedua belah pihak.
Sedangkan Wali Kota Bandar Lampung Herman HN mengatakan kasus pengrusakan kantor diserahkan kepada polisi. Ia berharap para tukang ojek pangkalan untuk ikut bagian dengan ojek daring, sedangkan pengelola ojek daring segera mengurus izin operasional di Kota Bandar Lampung.(Republika.co.id)