Jejamo.com, Lampung Timur – Lesunya bisnis tembakau di Kabupaten Lampung Timur beberapa tahun terakhir, membuat para petani mulai enggan menanam tembakau.
Hal ini dibuktikan turunnya luas lahan budiaya tembakau dari 200 hektar, kini hanya 85 hektar. Penurunan ini disebabkan banyaknya perusahaan rokok yang memutuskan kontak dengan petani tembakau di Lampung Timur.
Kasi Budidaya Bina Produksi Dinas Perkebunan dan Kehutanan Lamtim, Junialdi mengatakan, penurunan hasil produksi tembakau untuk tahun 2015 sangat drastis di bandingkan dengan tahun 2014 lalu.
Perusahaan rokok yang tadinya sudah melakukan MoU dengan para kelompok tani tembakau di Lamtim, pergi dikarenakan perubahan iklim yang tidak menentu dan berdampak pada kualitas tembakau.
“Kualitas tembakau milik petani menurun lantaran cuaca ekstrim, sehingga mereka tidak mau menerima atau membeli tembakau dari para petani,” ungkapnya kepada jejamo.com, Selasa, 12/1/2016.
Terkait hal ini, pihaknya tidak akan tinggal diam. Pihaknya akan terus berupaya mencari pembeli dan menjalin kerjasama dengan pihak asosiasi petani tembakau.
Pihaknya juga akan berusaha mengembalikan kepercayaan petani tembakau di lampung timur untuk meningkatkan hasil produksinya.
Sementara untuk harga, Junialdi menjelaskan tembakau kualitas sedang mencapai Rp 20.000, sedangkan kualitas tinggi mencapai Rp 30.000.(*)
Laporan Parman, Wartawan Jejamo.com