Minggu, November 10, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Pasha, Bocah Penjual Pempek di Bandar Lampung, Bercita-Cita Jadi Polisi

Pasha Ramadan. | Andi Apriyadi/Jejamo.com

Jejamo.com, Bandar Lampung – Tampak terlihat ada yang berbeda saat beberapa orang ingin menjalankan ibadah salat asar di Masjid Al-Muslimin, Pahoman, Bandar Lampung, Minggu, 4/2/2018.

Terlihat sosok bocah mengenakan kaus biru dan celana jins biru terlelap bersenderan dinding tembok dekat tempat orang-orang mengambil air wudu. Sementara di depannya terlihat keranjang berisikan pempek dan ember kecil berisi jeriken kecil isi cuka.

Meski beberapa orang lalu lalang melewatinya, dia nampak tidak terganggu. Pada saat ada seorang pria yang ingin membeli pempeknya, bocah tersebut terbangun dan langsung melayani.

Bocah penjual pempek tersebut bernama Pasha Ramadan (8), warga Jalan Gajah Mada, Gang Moris, Kelurahan Kotabaru, Bandar Lampung. Ia mengatakan, dirinya datang ke masjid ini hanya untuk beristirahat setelah berkeliling menjajakan dagangannya.

“Ya datang ke masjid cuma mau istirahat, capek habis keliling sekitar Pahoman. Habis ini mau keliling lagi. Soalnya dagangannya masih banyak,” ujar bocah kelas 3 SD 1 Rawalaut ini sambil melayani pembeli.

Pasha menceritakan, ia mulai berdagang pempek keliling sejak kelas 2 SD. Awalnya dia diajak teman satu sekolahnya yang berjualan pempek juga.

“Saya diajak teman waktu kelas 2 SD. Pertama kali masih malu-malu, tapi lama-lama saya jualan sendiri. Tapi, jualnya cuma hari Minggu saja, dari jam dua sudah mulai dagang,” kata dia.

Putra keempat dari tujuh bersaudara pasangan suami istri Azis dan Ani mengatakan, pempek ia dapat dari agen di perumahan seputar Brimob.

“Saya ambil pempeknya enggak jauh dari rumah. Setiap jualan saya bawa 100, terus dapat untung Rp40 ribu kalau habis. Kalau masih sisa, enggak sampai Rp40 ribu dapatnya,” paparnya.

Dia menuturkan, berjualan pempek keliling sudah mendapat izin dari ibu dan kakaknya sementara sang bapak belum mengetahui pekerjaan yang digelutinya. Sebab, bapaknya jarang pulang.

“Ibu dan kakak-kakak di rumah kasih izin tapi kalau ayah enggak tahu. Karena bapak kerja di Jakarta, pulangnya setahun paling tiga kali. Kalau ibu cuma di rumah aja jagain adik-adik,” tuturnya.

Pasha yang bercita-cita ingin menjadi polisi ini juga mengungkapkan, duit hasil penjualan pempek diberikan kepada ibunya untuk ditabung dan digunakan untuk keperluan sekolah.

“Duitnya saya tabung di ibu. Kalau dapat Rp40 ribu, saya cuma ambil Rp10 ribu buat jajan, sisanya saya kasih ibu. Sekalian bantu ibu juga. Saya bercita-cita ingin jadi polisi,” pungkasnya.(*)

Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini