Jejamo.com – Pasukan pemerintah Suriah berhasil menduduki kota kuno bersejarah Palmyra dari tangan ISIS, Sabtu, 26/3/2016. Pasukan Suriah yang didukung kekuatan udara mengepung kota itu dari berbagai penjuru.Sebelumnya, serangan artileri sudah menghujani kota yang sejak tahun 2015 lalu dikuasai ISIS ini.
“Pasukan Suriah sudah menduduki Palmyra dari bagian barat dan utara kota, pasukan juga bertempur di selatan kota,” kata Direktur Observatorium HAM Suriah, Rami Abdulrahman, seperti dilansir Reuters, Sabtu, 26/3/2016.
Kota bersejarah yang merupakan peninggalan Romawi itu sebelumnya dilindungi UNESCO. Sebagian penduduk Palmyra mengungsi setelah kotanya diambil alih ISIS. Palmyra kota penting menuju sisi timur Suriah. ISIS sempat meledakkan dua bangunan bersejarah di Palmyra, yaitu Kuil Bel dan Baal Shamin. PBB kemudian mengutuk aksi ISIS tersebut dengan menandainya sebagai kejahatan perang.
Pemerintah Suriah lalu memindahkan ratusan patung dan prasasti kuno yang tersisa ke tempat aman untuk menghindari kemungkinan serangan yang menghancurkan lainnya. Direbutnya Palmyra dari ISIS dianggap sebagai titik balik kemajuan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, dengan sekutunya Rusia.
Meski menarik mundur sebagian militernya dari Suriah, namun Rusia masih melakukan serangan udara guna membantu pasukan pemerintah melawan ISIS. Salah seorang tentara Rusia tewas di dekat Palmyra beberapa waktu lalu.(*)
Tempo.co