Jejamo.com, Lampung Utara – Pemerintah Kabupaten Lampung Utara mengadakan pertemuan dengan perusahaan tapioka di kabupaten setempat, Kamis, 2/1/2017. Hal ini menindaklanjuti demo masyarakat Persatuan Petani Singkong Lampung Utara, beberapa waktu lalu.
Sekretaris Daerah( Sekda ) Lampura Samsir, mengatakan, pertemuan tersebut membahas harga singkong dan persentase potongan pabrik terhadap kadar air, tingkat kebersihan singkong dan pungli yang ada di pabrik-pabrik singkong.
Hasil dari pertemuan tersebut yakni, antara petani singkong dan perusahaan telah sepakat mengenai harga, namun dari pertemuan itu pihak perusahaan belum menyepakati mengenai persentase potongan kadar singkong.
“Misalnya masih banyak terjadi setiap pabrik melakukan pemotongan terhadap kadar singkong jenis kasesa sebesar 20 persen sedangkan untuk potongan singkong thailand sebesar 25 persen,” ujar Samsir saat dijumpai di ruang kerjanya usai pertemuan tersebut.
Dirinya memaparkan, dalam pertemuan tersebut pihaknya sempat mempertanyakan kepada salah satu pabrik singkong yakni PT Bali Bunga Sari (BBS), mengenai teknis pemotongan kadar air. “Besarnya potongan singkong tersebut dilihat dari kadar air singkong dengan menggunakan alat sehingga munculnya potongan singkong itu,” jelasnya.
Samsir mengaku bahwa dalam pertemuan ini belum kesimpulan mengenai harga. “Untuk harga singkong saat ini masih menunggu hasil dari pemerintah yang sebelumnya telah diusulkan Bupati Lampura dan Gubernur Lampung kepada menteri pertanian yang nantinya disampaikan kepada presiden,” tandasnya.(*)
Laporan Buhairi Aidi dan Lia, Wartawan Jejamo.com