Kamis, November 7, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Pemkab Tulangbawang Barat Bangun Islamic Center dan Balai Adat

Bupati Tulang Bawang Barat Umar Ahmad  menunjukkan bangunan Islamic Center dan Balai Adat | Buhairi/jejamo.com
Bupati Tulang Bawang Barat Umar Ahmad menunjukkan bangunan Islamic Center dan Balai Adat | Buhairi/jejamo.com

Jejamo.com, Tulangbawang Barat – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulangbawang Barat (Tubaba) saat ini tengah melakukan pembangunan Islamic Center dan Balai Adat sebagai pusat aktifitas keagamaan dan adat. Kedua bangunan tersebut sengaja dibangun bersebelahan dengan tema bangunan komplek dunia akherat.

Menurut Bupati Tubaba Umar Ahmad, filosofi dari kedua bangunan tersebut adalah lahir dikandung adat mati dikandung amal dan iman.

“Sebelah kanan kami bangun masjid dan sebelah kirinya kami bangun balai adat. Konsepnya adalah kontenporer dan sengaja secara arsitektural kami ambil beton ekspose. Filosofinya adalah kita tidak pernah memperlihatkan wajah, tetapi sesungguhnya kita menyodorkan hati,” ungkapnya kepada jejamo.com, Kamis, 21/1/2016.

Lebih lanjut Umar Ahmad mengatakan masjid tersebut juga dibuat dengan desain yang unik.“Bangunannya sengaja dibuat tidak besar tapi unik. Yakni luasnya hanya 34×34 meter. Itu diambil dari jumlah sujud umat muslim sehari semalam yakni sebanyak 34 kali sujud di dalam sholat wajib. Lalu, ditopang oleh 114 pilar yang menunjukkan 114 surat dalam alquran,” jelasnya.

Ia melanjutkan, untuk kubahnya dibuat persegi lima, yang menunjukkan jumlah rukun islam. Tingginya  30 meter yang menunjukkan 30 jus alquran, dan setiap sisi kubah melambangkan sholat 5 waktu.

“Di atapnya terdapat 99 lubang, sehingga cahaya yang akan masuk kedalam masjid juga akan berubah ubah. Nantinya kami akan menyebutnya itu nanti masjid 99 cahaya asmaul husna. Yang secara khusus kami beri nama Baitushobur. Dengan filosofi bahwa pekerjaan untuk menahan diri dari perbuatan yang keji yang disebut dengan istilah sabar. Dan sebaik-baiknya tempat untuk menahan diri itu adalah masjid. Sehingga kami beri nama Baitushobur,” paparnya.

Dan untuk bangunan adatnya, lanjut Umar Ahmad, sengaja dibuat secara khusus untuk kegiatan semua jenis adat, sehingga bukan hanya diperuntukkan untuk adat Lampung saja. “Jadi balai adat ini bukan hanya milik suku asli Lampung saja, tapi milik semua suku yang ada di indonesia,” pungkasnya.(*)

Laporan Buhairi Aidi dan Mukaddam, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini