
Jejamo.com, Kota Metro – Pemerintah Kota (Pemkot) Metro menunjukkan keseriusan dalam bekerja di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Karangrejo, Kecamatan Metro Utara.
Keseriusan itu tercermin dari upaya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Metro melalui Unit Pelayanan Teknis (UPT) TPAS dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), yang saat ini tengah mengoperasikan 3 unit alat berat jenis ekskavator untuk menangani sampah di TPAS Karangrejo.
“Jadi, satu unit ekskavator digunakan untuk menangani sampah baru yang setiap hari masuk ke TPAS, sedangkan 2 unit lainnya digunakan untuk mengangkut dan memasukkan kembali tumpukan-tumpukan sampah dari jalan lingkar di ruas kanan dan kiri ke lokasi buang,” jelas Sekretaris DLH Kota Metro, Yerri Noer Kartiko, melalui pesan singkat WhatsApp, Rabu, 14/12/2022.
Setelah semua sampah kembali berada di lokasi buang, lanjut Yerri, tumpukan-tumpukan itu akan diatur dan ditata kembali ketinggiannya sedemikian rupa membentuk pola seperti piramida. Selanjutnya, secara bertahap akan diupayakan untuk ditimbun atau ditutup dengan tanah atau media lain.
“Kemudian, berikutnya akan ada lokasi khusus yang diperuntukkan bagi armada angkutan sampah untuk membuang muatannya. Direncanakan di dua titik untuk lokasi pembuangan ini,” ungkapnya.
Yerri memastikan Pemkot Metro melalui DLH akan terus berupaya melengkapi sarana dan prasarana, serta fasilitas-fasilitas yang diperlukan agar ke depan kinerja TPAS Karangrejo semakin optimal.
Selain itu juga, dalam penanganan pemrosesan dan pengolahan sampah di TPAS Karangrejo, pihaknya akan gencar berkoordinasi dan bekerja sama dengan rekan-rekan OPD lain, misalnya Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR).
“Bukan hanya itu saja, sepertinya teman-teman Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Karangrejo juga sudah bertindak dan bergerak cepat terjun ke masyarakat. Bahkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga akan kita libatkan dalam koordinasi dan kerja sama,” imbuhnya.
Yerri menyesalkan imbas dari keberadaan aktivitas di TPAS Karangrejo yang menimbulkan sederet permasalahan hingga dikeluhkan oleh masyarakat sekitar. Untuk itu, dia mengharap dukungan dan doa guna kelancaran upaya pemerintah dalam merevitalisasi dan merehabilitasi tempat pembuangan sampah tersebut.
“Insya Allah, saya mohon dukungan dan dorongan doa dari semua pihak, agar upaya kami dalam melakukan revitalisasi dan rehabilitasi ini dilancarkan dan dimudahkan jalannya oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Agar apa-apa yang pernah terjadi di masa-masa sebelumnya, mulai dari pencurian elemen alat berat, bau yang tidak sedap, pandangan mata yang terganggu sebab tumpukan sampah dan lain-lain termasuk hal-hal yang selama ini dikeluhkan oleh warga masyarakat bisa dicegah, dihindari, dan ditanggulangi secepatnya, dan tidak akan terjadi lagi di masa-masa mendatang,” tuturnya.
“Kenapa harus ditutup atau setidaknya direvitalisasi? Sebelumnya, saya sudah jelaskan bahwa memang sudah ada peraturannya yang melarang pengoperasian TPAS dengan model open dumping atau terbuka. Selain itu juga, dalam kerangka kerja adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, pengurangan emisi gas rumah kaca dari sektor pengelolaan sampah juga. Maka dari itulah, selain revitalisasi ini, upaya memperpendek jalur angkutan sampah nanti juga kita sedang upayakan bersama-sama,” sambungnya.
Terkait dengan permintaan warga akan adanya pemasangan jaring penutup sampah di setiap armada angkutan sampah, Yerri juga memastikan bahwa dalam waktu dekat, paling lambat bulan depan, sudah ada beberapa armada angkutan sampah yang masuk ke TPAS dan sudah dilengkapi dengan jaring penutup, sehingga sampah-sampah tidak lagi jatuh berceceran.
Selanjutnya, masih dalam upaya peningkatan kinerja pengolahan sampah di TPAS Karangrejo, Yerri menyebut cara-cara alternatif lainnya secara bertahap yang juga diupayakan oleh Pemkot Metro untuk mengurangi jumlah atau volume sampah yang masuk TPAS. Hal ini dilakukan untuk memperpanjang usia pakai TPAS, salah satu caranya adalah dengan mengembangkan bank sampah di setiap kelurahan yang ada di Bumi Sai Wawai.
“Kami sedang menyusun daftar sarana dan prasarana apa saja yang diperlukan oleh masing-masing bank sampah, untuk kemudian kami sampaikan kepada Kementerian LHK. Jika tidak keliru, kami ditunggu lebih kurang sampai dengan bulan Januari atau Februari tahun depan. Kami juga sedang berusaha menyusun surat peminatan kembali bantuan hibah pembangunan TPST atau TPS 3R di beberapa lokasi, yang akan kami ajukan pengusulannya bersama teman-teman Dinas PUTR ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan,” tambahnya.
Yerri mengatakan, terkait dengan rencana revitalisasi dan rehabilitasi kawasan TPAS Karangrejo, DLH menyatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup, terutama di sekitar TPAS. Juga untuk menurunkan kemungkinan terjadinya pencemaran, termasuk urusan estetika, menghilangkan bau yang tak sedap, mengurangi kemungkinan penularan dan penyebaran bibit penyakit, baik yang disebabkan oleh kurang baiknya kualitas udara, air atau yang dibawa oleh binatang seperti lalat atau nyamuk.
Selain itu, lanjutnya, revitalisasi dan rehabilitasi kawasan TPAS pada akhirnya juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia, khususnya masyarakat yang tinggal berdekatan dengan lokasi TPAS.
Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR telah menyetujui akan memberikan bantuan rehabilitasi dan revitalisasi kawasan TPAS Karangrejo. Readiness Criteria (RC) yang menjadi persyaratan pun satu per satu telah dilengkapi dan ditindaklanjuti oleh Pemkot Metro, termasuk penyusunan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
“Mudah-mudahan di masa mendatang TPAS kita jauh lebih baik lagi, minimal sama dengan TPAS di daerah-daerah lain, seperti halnya Kabupaten Banyumas, Malang, Surabaya, Lamongan, dan Banjar. Kabupaten Banyumas yang justru menargetkan tidak ada lagi TPAS, tidak ada lagi sampah atau residu sampah yang masuk ke TPAS. Semoga konsep zero waste benar-benar dapat diterapkan seefisien dan seefektif mungkin, sehingga kota kita bisa memberikan dukungan penuh pada target Indonesia Bebas Sampah di ujung masa berlakunya SDGs nanti,” ujarnya.
“Satu lagi, kami juga sedang berusaha mencari cara bagaimana warga masyarakat sekitar dapat berperan serta secara aktif dalam mengolah sampah di TPAS. Sehingga warga juga mendapatkan penghasilan tambahan untuk meningkatkan pendapatan bagi keluarga. Insya Allah, kita sedang coba rumuskan pola dan caranya bersama kawan-kawan lain. Yang jelas, kawasan di sekitar sini, harapannya ke depan akan menjadi destinasi wisata edukasi alternatif bagi siapa saja yang ingin belajar tentang pengelolaan sampah. Doakan saja ya, semoga jalan dan usaha kami ini diperlancar dan dipermudah oleh Allah,” tandasnya.(*)[Abid]