Jejamo.com, Bandar Lampung – Pengamat transportasi Rahayu Sulistyorini menilai bahwa yang harus dibenahi untuk menyelesaikan masalah kemacetan adalah penekanan jumlah pengguna mobil, bukan penambahan jalur baru. Kamis, 25/2/2016
“Yang bergerak ini yang dibenahi, bukan jalan, atau fly over, boleh silahkan untuk penambahan jalur atau fly over, tapi itu alternative ke 50,” jelasnya saat dihubungi jejamo.com.
“Pengguna kendaraan pribadi dibatasi, tapi sarana angkutan umum harus oke, Pemkot harus menerapkan kebijakan yang akhirnya bisa menekan penggunaan mobil atau motor pribadi, misal dengan parkir mahal,” lanjutnya lagi.
Lebih jauh dijelaskan, beberapa opsi yang bisa digunakan pemerintah untuk mengurai kemacetan seperti, memberbaiki kualitas angkutan umum, penertiban parkir, tempat tujuan dipencar, efisiensi penyeberangan, atau pengeseran jam padat, seperti jam masuk sekolah atau jam masuk kerja.
“Setelah itu tidak mempan, silahkan kalau mau bikin jalan baru atau fly over. Tapi sebelumnya itu dulu terapkan, analoginya jika jalan naik 2%, mobil atau motor pribadi naik 20%, jadi caranya bukan jalan yang ditambah, tapi yang membengkak itu yang ditekan,” tuturnya.(*)
Laporan Sigit Sopandi, wartawan jejamo.com