Jejamo.com – Pendiri WikiLeaks Julian Assange mengkritik manajemen informasi dari data Panama Papers yang diungkapkan oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), pada Minggu, 3/4/2016. Pendiri situs pembocor rahasia itu mengatakan kelompok wartawan investigasi tersebut tidak tuntas dalam membocorkan data.
Melalui kicauan di Twitter pada Rabu, 6/4/ 2016 Assange mengatakan keputusan ICIJ untuk tidak memberikan akses terbuka terhadap keseluruhan data dalam dokumen rahasia tersebut sangat disayangkan dan jauh dari prinsip jurnalisme.
“Jika Anda menyensor data lebih dari 99 persen yang ada dalam dokumen, Anda akan terlibat dalam 1 persen kerja jurnalisme menurut definisi,” tulis Assange, seperti dilansir halam DW pada Kamis, 7/4/2016.
Sebelumnya, WikiLeaks yang menjadi organisasi pembocor ribuan dokumen rahasia yang merinci kegiatan militer Amerika Serikat di Irak dan Afganistan pada Senin meluncurkan jajak pendapat yang meminta pengguna media sosial Twitter untuk memilih apakah data “Panama Papers” harus dibuka semua ke publik.
Untuk menanggapinya, Direktur ICIJ Gerard Ryle mengatakan dokumen tak akan dipublikasikan secara online dengan alasan hal itu bisa mengungkap informasi sensitif dari perorangan dan tokoh masyarakat. “Kami bukan WikiLeaks. Kami sedang berusaha menunjukkan jurnalisme yang bertanggung jawab,” ucapnya.
Panama Papers berisi data penggelapan pajak dari berbagai pihak di seluruh dunia. Dokumen ini muncul dari sumber anonim yang diperoleh harian Jerman, Sueddeutsche Zeitung, yang diambil dari firma hukum berbasis di Panama, Mossack Fonseca.
Sekitar 140 politikus yang berasal lebih dari 50 negara serta selebritas dunia tertulis dalam daftar yang menggemparkan itu. Kepala negara, pembantu mereka, dan beberapa teman dekat serta anggota keluarganya juga termasuk dalam daftar ini.(*)
Tempo.co