Senin, Desember 16, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Pengakuan Pekerja Seks Komersial Usia 15 Tahun di Bandar Lampung

Ilustrasi. | Pojoksatu
Ilustrasi. | Pojoksatu

Jejamo.com, Bandar Lampung – Kondisi ekonomi keluarga yang miskin memaksanya terjun sebagai seorang pekerja seks komersial atau PSK di bilangan daerah Panjang, Bandar Lampung. Gadis itu, sebut saja La, mengaku hidup dalam lingkaran prostitusi karena impitan ekonomi.

La mengaku sedih, namun ia tak punya kemampuan apa-apa selain menjadi wanita penghibur. Usianya lima belas tahun.

Ia mengatakan, selesai SMP, ia memilih tak melanjutkan sekolah ke jenjang SMA.

“Saya memilih melayani nafsu para laki-laki hidung belang,” ujarnya kepada kontributor jejamo.com beberapa hari lalu.

La mesti menjadi tulang punggung keluarga. Di rumahnya, ada enam mulut yang mesti disuapi saban hari.

La mengaku, pekerjaan ini bukan hal yang mudah dan penuh dengan keterpaksaan.

“Tapi saya mau bagaimana lagi. Enggak ada pilihan. Sejak ayah tiada, saya yang harus kerja,” ujarnya.

La sesekali menangis. Ia menyeka air mata yang turun membasahi pipinya.

“Yang penting kami bertahan hidup,” ujarnya pendek.

Saban malam, La bisa meraup duit nyaris satu juta rupiah. Jika diakumulasi dalam sebulan, duit di koceknya mencapai nyaris Rp20 jutaan.

“Kalau tiap malam, bisa Rp700 ribuan. Itu sudah bersih,” lanjutnya.

La bercerita, ia juga khawatir dengan penyakit HIV/AIDS yang boleh jadi menjadi risiko terbesar dalam pilihan atas profesinya ini.

“Setiap malam saya harus melayani laki-laki, dari remaja sampai orang dewasa. Saya juga takut kena penyakit seks menular,” ujarnya.

La berharap, tak ada lagi wanita-wanita malam di luaran sana yang  memiliki cerita dan pengalaman seperti dirinya.

“Jadi PSK itu tidak patut ditiru. Ini saya lakukan karena impitan ekonomi. Hidup saya sudah kelam,” pungkasnya.(*)

Laporan Tika Nurmalia, Kontributor Jejamo.com

Populer Minggu Ini