Jejamo.com, Bandar Lampung – Lembaga Advokasi Damar menilai pengetahuan masyarakat terhadap kebutuhan perempuan dan pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual dengan menggunakan layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) khususnya BPJS masih sangat minim.
Masyarakat masih banyak yang belum mengtahui secara luas mengenai apa itu JKN. Termasuk sejumlah layanannya terutama terkait dengan kesehatan wanita. ” Masyarakat masih sedikit pengetahuannya terkait prosedur, maupun jenis pelayanan, sehingga mereka jadi tidak mau menggunakan pelayanan. Belum lagi karena alasan pelayanan yang ruwet dan kualitas pelayanannya juga kurang baik,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Advokasi Damar Sely Fitriani, saat ditemui usai acara sosialisasi Survey, di Ballroom Hotel Emersia, Rabu, 27/01/2016.
Sely juga menilai masih ada informasi yang keliru dan salah yang diterima masyarakat terkait layanan BPJS. Maka dari itu harus ada penyebaran informasi terkait BPJS tersebut.
“Kalau selama ini masyarakat masih minim yang tahu, dan bisa dilihat dari metode sosialisasinya. Makanya dari sekarang harus ada konsep kampanye yang kreatif. Jika sebatas sosialisasi dalam ruangan itu pengetahuannya terbatas,” kata dia.
Dia menambahkan, bentuk kampanye yang kreatif tersebut bisa saja dengan memberikan buku saku yang disebar ke masyarakat. Atau mengadakan acara seperti pesta rakyat, misalnya mengadakan pegelaran semacam pentas, atau bisa gunakan audio visual.
Namun menurut Sely, semua itu bukan hanya tanggungjawab BPJS, melainkan semua sektor termasuk pemerintah daerah. Jadi, saya mengaharapkan masyarakat harus bergotong royong, jangan hanya dibebankan ke BPJS saja,” terangnya.
Laporan Andi Apriyadi, wartawan jejamo.com