Jejamo.com, Bandar Lampung – Peringatan Hari Disabilitas Internasional Tahun 2015 dilaksanakan dengan menampilkan pentas seni penyandang disabilitas di Museum Lampung, Kamis, 17/12/2015.
Melalui peringatan Hari Disabilitas Internasional ini diharapakan semua penyandang disablitas dapat diperlakukan sama seperti layaknya manusia normal lainnya. Di masa depan, anak-anak yang berkebutuhan khusus diharapakan dapat diberi kesempatan dalam berkarya dan berprestasi di segala bidang.
Yuliana, orangtua dari Nova Yuliasari, penyandang tunagrahita mengungkapkan, ia berharap anaknya dapat diperlakukan seperti anak yang normal lainya. Berkembang kepribadiannya, serta punya keterampilan agar dapat mencapai cita-citanya.
Yuliana mengatakan, sejak menginjak bangku sekolah di sekolah khusus PKK Provinsi, kini Nova sang anak sudah dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti bernyayi, menghapal, dan berdoa. Padahal disabilitas tunagrahita yang disandang Nova sudah berlangsung sejak ia masih balita.
Sementara itu, Nita Susanti dari Lembaga Koordinasi Sosial anak LKSA Apik Mandiri mengatakan, kegiatan disabilitas nasional yang diperingati hari ini merupakan inisiasi dari Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada tanggal 3 Desember.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan anak-anak penyandang disabilitas untuk unjuk kebolehan yang dimiliki, seperti bernyanyi, menari dan membaca puisi.
“Kami sangat mendukung kegiatan Hari Disabiltas Internasional ini sebagai upaya menghilangkan perbedaaan dan diskriminasi antara anak-anak normal dan penyandang disabilitas,” terang Nita.
Kegiatan yang berlangsung meriah di Museum Lampung ini mengusung tema “Wujudkan Masyarakat Inklusif Melalui Undang-Undang Penyandang Disabilitas dan Strategi Multisektoral”. Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Satria Alam.(*)
Laporan Sugiono, Wartawan Jejamo.com