Jejamo.com, Jakarta – Penulis asal Lampung, Karina Lin meluncurkan buku antologi yang berjudul Antargata, Kamis (5/9/2019) pada even Indonesia International Book Fair (IIBF) di Jakarta Convention Centre (JCC) Jakarta. Buku ini mengusung tema misteri, mitos dan ‘dunia lain’.
Karina Lin menjelaskan, buku antologi ini merupakan kumpulan novelet hasil karya dari tujuh penulis alumni dari Workshop Writerpreneur Accelerate (WWA) yang diselenggarakan oleh Bekraf Indonesia dalam bulan Juni 2019 lalu.
“Total ada 50 peserta terpilih untuk mengikuti WWA dari lima ratusan pendaftar. Lalu kesemua peserta terpilih tadi dibagi-bagi menjadi tujuh kelompok. Selama workshop, kami menerima pembekalan kepenulisan dan buku Antargata yang terbit ini merupakan tugas akhir yang diwajibkan oleh para mentor WWA kepada kami,” terangnya.
Sesuai jumlah penulis dalam satu grup yakni tujuh. Maka terdapat tujuh cerita novelet fiksi dalam buku Antargata dan walau semuanya misteri (juga mitos) menariknya misteri dan mitos yang mengusung nilai-nilai kearifan lokal sesuai daerah asal para penulis.
“Hal inilah yang membedakan sekaligus menjadikan buku antologi Antargata sangat istimewa,” ujarnya sedikit berpromosi.
Adapun keenam penulis lain selain dirinya antara lain Wilda Hikmalia (Sumatera Barat, Palasik), Nunik Utami (Yogyakarta, Candra di Langit Jogya), Dede Hartini, (Jawa Barat, Sanekala), Rizanti Kadarsan (Bandung, Snelli), Joego Herwindo (Bogor, Bunga untuk Emak) dan Tegar Setiadi (Jawa Tengah, Kidung Telaga Sunyi).
Karina Lin sendiri menulis cerita novelet berjudul Secarik Surat dari Ikhsan, yang terispirasi dari mitos di daerah tempat tinggalnya dengan benang merah penyakit Lupus.
“Masih banyak yang awam, terlebih di daerah. Sehingga saat ada seseorang yang positif penyakit ini, dikira penyakit karena guna-guna,” jelas Karina Lin yang juga seorang penyintas lupus atau odapus (orang dengan lupus).
Menurutnya hal ini sangat menarik dan menjadi tantangan tersendiri baginya dalam menggabungkan mitos Sumur Puteri dan mitos penyakit lupus.
“Novelet ini merupakan hasil kreativitas dan olahan imajinasi namun melaluinya saya mengusung misi untuk meluruskan mitos yang banyak beredar seputar salah satu penyakit autoimun ini,” ungkapnya. []