Jejamo.com, Bandar Lampung – Dalam rangka memperingati Hari Tempe Nasional, Fakultas Pertanian Universitas Lampung (UNILA) menggelar lomba inovasi produk olahan tempe dan lomba memasak tempe, Sabtu, 21/5/2016.
Ketua Panitia Perlombaan, Samsu Udayanah Nurdin mengatakan, Hari Tempe Nasional sejatinya jatuh pada 6 Juni mendatang, namun karena bertepatan dengan ramadan, maka lomba ini dimajukan.
Tujuannya, kata dia, untuk memperbanyak alternatif jenis olahan tempe yang dihasilkan. Pasalnya selama ini pengolahan tempe relatif terbatas, hanya digoreng atau disambal. “Kalau kita mau meningkatkan komsumsi tempe, maka harus banyak produk altrnatif,” ucapnya.
Ia menjelaskan, perlombaan ini diikuti oleh 15 SMA se- Lampung dengan total 27 peserta untuk memperebutkan uang tunai dan piala dengan melibatkan 20 orang dewan Juri yang terdiri dari 6 orang mahasiswa Unila, 3 orang dari Polinela dan Poltekes serta panitia ditambah 5 dosen fakultas pertanian Unila Lampung.
Perlombaan ini juga dibagi menjadi dua kategori, lomba inovasi makanan olahan tempe yang diikuti oleh 10 peserta setelah melewati tahapan seleksi berkas, dimana, para peserta mampu memasak dan mempromosikan hasil produk olahannya.
“Untuk mendapatkan penilaian dari dewan juri, para peserta harus bisa menjelaskan komposisi, kandungan gizi serta kelihayan percakapan saat menjelaskan menu ke juri,” katanya
Kedua, lomba mengolah makanan yang memakai bahan olahan tempe yang diikuti oleh 26 peserta, dimana para peserta mampu membuatnya, tetapi tidak bisa mempromosikannya.
“Nah kalau disini yang dinilai dari cita rasanya. Peserta sekalipun yang pinter ngomong juga belum tentu bisa menjadi juara saat mengikuti lomba di kategori ini,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga melibatkan ibu-ibu Dharma Wanita untuk mengikuti perlombaan memasak makanan olahan dari tempe.”Penilaian dari lomba ini juga dari cita rasa makanan yang dibuat dan cara mempresentasikan komposisi dari makanan tersebut,” ucapnya.
Hasil kegiatan ini, lanjut dia, pihaknya akan membuat buku resep makanan hasil karya anak SMA yang memakai olahan tempe beserta ulasan dari gizinya. Sedangkan hasil karya dari ibu Dharma Wanita juga akan dibukukukan, menjadi resep kelas nasional. “Buku ini agar bisa menjadi inspirasi memasak bagi orang lain,” ungkapnya.
Ia berharap, kita dapat menemukan resep makanan yang layak jual dengan memakai bahan olahan tempe.”Kami dari panitia sendiri lebih pada membantu orang dalam menemukan resep baru dengan memakai bahan makanan olahan tempe,” tandasnya. (*)
Laporan Arif wiryatama, Wartawan Jejamo.com